Pengertian Metode Pengajaran Berbasis Masalah (PBL): Ciri-ciri, Tujuan, Keunggulan dan Kelebihan, Serta Evaluasi Pengajaran Berbasis Masalah

Pengertian Metode Pengajaran Berbasis Masalah (PBL): Ciri-ciri, Tujuan, Keunggulan dan Kelebihan, Serta Evaluasi Pengajaran Berbasis Masalah

Hallo teman-teman, sampai berjumpa lagi dengan saya ublikpendidikan.com, pada kesempatan kali ini, perkenankan saya untuk membahas topik yang sangat penting dalam proses pengajaran yaitu Metode pengajaran berbasis masalah (PBL)? Pengajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu metode pengajaran yang berasosiasi dengan pengajaran kontekstual. Pengajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut murid belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.

Pengertian Metode Pengajaran Berbasis Masalah

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang Metode pengajaran berbasis masalah (PBL),Pengertian pengajaran berbasis masalah? Ciri-ciri pengajaran berbasis masalah? Tujuan metode PBL? Prinsip-prinsip PBL? Variasi pengajaran berbasisi masalah? Keunggulan dan kekurangan dari pengajaran berbasisi masalah? Kreteria pemilihan bahan pelajaran? Langkah metode pembelajaran berbasis masalah serta Evaluasi dari PBL? Mari kita bahas satu persatu.

Daftar Isi
  1. Metode Pengajaran Berbasis Masalah 
  2. Pengertian Metode Pengajaran Berbasis Masalah
  3. Ciri ciri Metode Pengajaran Berbasis Masalah
  4. Tujuan Metode Pengajaran Berbasis Masalah (PBL)
  5. Prinsip-prinsip Pada Penerapan Pengajaran Berbasis Masalah (PBL)
  6. Variasi Pengajaran Berbasis Masalah
  7. Keunggulan Metode PBLKekurangan Metode PBL 
  8. Kreteria Pemelihan Bahan Pelajaran Pada Metode PBL
  9. Langkah Metode Pengajaran Berbasis Masalah (PBL)
  10. Evaluasi Metode Pengajaran Berbasis Masalah (PBL)

Metode pengajaran baebasis masalah (Problem Based Learning)
Pengajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pengajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Metode ini memiliki ciri penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis serta menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu murid mencapai keterampilan mengarahkan diri.

Pada penerapan Metode pengajaran berbasis masalah, guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru telah mempersiapkan bahasan. Proses pengajaran diarahkan agar murid mampu menyelesaikan masalah secara sistematis serta logis. Perkembangan murid tidak hanya terjadi pada aspek kognitif tetapi juga aspek afektif serta psikomotor melalui penghayatan secara menpada akan masalah yang dihadapi. 

Metode Pengajaran Berbasis Masalah diharapkan dapat memberikan latihan serta kemampuan kepada setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dilihat dari konteks perbaikan mutu pengajaran, selnjutnya metode pengajaran berbasis masalah merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pengajaran. Tidak sedikit murid yang mengambil jalan pintas, misalnya dengan mengonsumsi obat-obat terlarang atau bahkan bunuh diri hanya gara-gara tidak sanggup memecahkan masalah.

Pengertian Metode Pengajaran Berbasis Masalah
Menurut Jodion Siburian, dkk (2010) Pengajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu metode pengajaran yang berasosiasi dengan pengajaran kontekstual. Pengajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut murid belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.

Pendapat Boud serta Felleti (2000), bahwa pengajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan murid untuk mengembangkan keterampilan berfikir serta keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pengajaran berdasarkan masalah tidak didisain untuk membantu guru menyajikan informasi yang sebanyakbanyaknya kepada murid akan tetapi pengajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu murid mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah serta keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka pada pengalaman nyata serta menjadi pengajaran yang mandiri.

Para ahli mengemukakan bahwa metode pendekatan berbasis masalah adalah suatu metode untuk membentuk struktur kurikulum yang melibatkan pelajar menghadapi masalah dengan latihan yag memberikan stimulus untuk belajar. Metode ini juga merupakan suatu pengajaran yang menantang pelajar untuk “learn to learn”, bekerjasama pada sebuah grup untuk mencari solusi dari masalahmasalah yang nyata didunia ini. Masalah-masalah ini digunakan untuk menarik rasa keingintahuan pelajar serta menginisiasikan pokok-pokok perkara. Metode ini, mempersiapkan pelajar untuk berpikir kritis serta analitis, serta untuk menemukan serta menggunakan sumber-sumber belajar.

Pengajaran berbasis masalah adalah salah satu bentuk pengajaran yang berdasarkan pada paradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar murid (student-centered learning). Definisi metode pengajaran berbasis masalah adalah suatu lingkungan belajar dimana masalah mengendalikan proses belajar mengajar. Hal ini berarti pelajar diberi permasalahan sebelum belajar. Masalah diajukan agar pelajar mengetahui bahwa mereka harus mempelajari beberapa pengetahuan baru sebelum mereka memecahkan masalah tersebut.

Pengajaran ini juga mencakup program serta proses. Program pengajaran berbasis masalah terdiri atas masalah-masalah yang telah dirancang serta dipilih dengan cermat, yang menuntut kemahiran pembelajar pada keterampilan berfikir, problem solving proviciency, self-directed learning strategis serta team participation skills. Pada prosesnya, metode pengajaran berbasis masalah ini digunakan untuk memecahkan masalah atau menemukan tantangan-tantangan yang dihadapi pada hidup serta pekerjaaan.

Ciri ciri Metode Pengajaran Berbasis Masalah
Pada metode pengajaran berbasis masalah, mempunyai ciri-ciri utama yang terdapat pada metode ini, diantaranya sebagai berikut :
  1. Strategi pengajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pengajaran artinya pada pengajaran ini tidak mengharapkan murid hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pengajaran berbasis masalah murid dapat aktif berpikir, berkomunikasi, mencari serta mengolah data serta akhirnya menyimpulkannya.
  2. Aktivitas pengajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pengajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai hal yang utama dari proses pengajaran. Artinya, jika tidak ada masalah yang muncul maka tidak ada proses pengajaran.
  3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif serta induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis serta empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sesertagkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data serta fakta yang jelas.
Tujuan Metode PBL
Terdapat sejumlah tujuan dari problem based learning ini. Berdasarkan Barrows, Tamblyn (1980) serta Engel (1977), problem based learning dapat meningkatkan kedisiplinan serta kesuksesan pada hal:
1. Adaptasi serta partisipasi pada suatu perubahan
2. Aplikasi dari pemecahan masalah pada situasi yang baru atau yang akan datang
3. Pemikiran yang kreatif serta kritis
4. Adaptasi data holistic untuk masalah-masalah serta situasi-situasi
5. Apresiasi dari beragam cara pansertag
6. Kolaborasi tim yang sukses
7. Identifikasi pada mempelajari kelemahan serta kekuatan
8. Kemajuan mengarahkan diri sendiri
9. Kemampuan komunikasi yang efektif
10. Uraian dasar atau argumentasi pengetahuan
11. Kemampuan pada kepemimpinan
12. Pemanfaatan sumber-sumber yang bervariasi serta relevan

Prinsip-prinsip Pada Penerapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah secara khusus melibatkan pebelajar bekerja pada masalah pada kelompok kecil yang terdiri dari empat orang dengan bantuan asisten sebagai pemandu. Problem disiapkan sebagai konteks pengajaran baru. Analisis serta penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan serta keterampilan pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan diperoleh serta tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah tersebut.

Hal inilah yang membedakan antara PBL serta metode yang berorientasi masalah lainnya. Pemandu berfungsi sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi pelajar menjadi produktif serta membantu pelajar mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.

Hasil dari proses pemecahan masalah itu adalah pelajar membangunpertanyaan-pertanyaan (isu  pengajaran) tentang jenis pengatahuan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah? Setelah itu, pelajar melakukan penelitian pada isu-isu pengajaran yang telah diidentifikasi dengan menggunakan berbagai sumber.

Untuk ini pelajar diberikan waktu yang cukup untuk belajar mandiri. Proses ini akan menjadi lengkap bila pelajar melaporkan hasil penelitiannnya (apa yang dipelajari) pada pertemuan berikutnya. Tujuan pertama dari paparan ini adalah untuk menunjukkan hubungan antara pengetahuan baru yang diperoleh dengan masalah yang ada ditangan pebelajar. Fokus yang kedua adalah untuk bergerak pada tahap pemahaman yang lebih umum, membuat kemungkinan transferspengetahuan  baru. Setelah melengkapi siklus pemecahan masalah ini, pelajar akan memulai menganalisis masalah baru, kemudian diikuti lagi oleh prosedur: analisis- penelitian- laporan.

Variasi Pengajaran Berbasis Masalah
Ada 5 variasi pada menggunakan metode pengajaran berbasis masalah menurut Martinis Yamin pada Duffy serta Cunningham (2011) adalah:
  1. Permasalahan sebagai pemandu, Masalah menjadi acuan konkret yang harus menjadi perhatian pemelajar. Bacaan diberikan sejalan dengan masalah. Masalah menjadi kerangka berpikir pemelajar pada mengerjakan tugas.
  2. Permasalahan sebagai kesatuan serta alat evaluasi, Masalah disajikan setelah tugas-tugas serta penjelasan diberikan. Tujuannya memberikan kesempatan bagi pelajar untuk menerapkan pengetahuannya pada memecahkan masalah.
  3. Permasalahan sebagai contoh, Masalah dijadikan contoh serta bagian dari bahan belajar. Masalah digunakan untuk menggambarkan teori, konsep atau prinsip yang dibahas antara pelajar serta guru.
  4. Permasalahan sebagai fasilitas proses belajar, Masalah menjadi alat untuk melatih pelajar bernalar serta berpikir kritis.
  5. Permasalahan sebagai stimulus belajar, Masalah merangsang pelajar untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan serta menganalisis data yang berkaitan dengan masalah serta keterampilan metakognitif.
Keunggulan Metode Pengajaran Berbasis Masalah
Setiap metode pengajaran mempunyai keunggulan. Berikut ini merupakan Metode beberapa keunggulan metode pengajaran berbasis masalah diantaranya:
  1. Melatih murid untuk mendesain suatu penemuan
  2. Berpikir serta bertindak kreatif
  3. Murid dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi serta mengevaluasi penyelidikan
  5. Menafsirkan serta mengevaluasi hasil pengamatan
  6. Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir murid untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan tepat
  7. Dapat membuat pendidikan lebih relevan dengan kehidupan
Kekurangan Metode Pengajaran Berbasis Masalah
Setiap metode mempunyai keunggulan serta kekurangannya, seperti metode ini memiliki kekurangan pada metode pengajaran berbasis masalah adalah:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya: terbatasnya  sarana prasarana atau media pengajaran yang dimiliki dapat menyulitkan murid untuk melihat serta mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan konsep yang diajarkan
  2. Membutuhkan alokasi waktu yang lebih Panjang
  3. Pengajaran hanya berdasarkan masalah
Kreteria Pemelihan Bahan Pelajaran Pada Metode Pengajaran Berbasis Masalah
Pada metode pengajaran berbasis masalah, terdapat kriteria pada pemilihan pelajaran, diantaranya:
  1. Bahan Pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber dari berita,rekaman,  video.
  2. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan murid.
  3. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang banyak (universal)
  4. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang dimiliki oleh murid sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
  5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat murid sehingga murid merasa perlu untuk mempelajarinya.
Langkah Metode Pengajaran Berbasis Masalah
Tahap-1 Orientasi murid padaMasalah
Guru menjelaskan tujuan pengajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi murid untuk terlibat pada pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2 Mengorganisasi murid untuk belajar
Guru membantu murid untuk mendefinisikan serta mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong murid untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalah.

Tahap-4 Mengembangkan serta menyajikan hasil karya
Guru membantu murid pada merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, serta metode serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5 Menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu murid untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka serta proses-proses yang mereka gunakan.

Evaluasi Metode Pengajaran Berbasis Masalah
Metode pengajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada murid. Pada pengajaran berbasis masalah, perhatian pengajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Maka itu penilaian tidak cukup hanya dengan tes. Penilaian serta evaluasi yang sesuai dengan metode pengajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh murid sebagai hasil penyelidikan mereka.

Evaluasi proses dapat dimanfaatkan untuk menilai pekerjaan murid tersebut, penilaian itu antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik serta portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana murid merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana murid menunjukkan pengetahuan serta keterampilan.

Karena kebanyakan problema pada kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan jaman serta konteks/lingkungannya, maka perlu dikembangkan metode pengajaran yang memungkinkan murid secara aktif mengembangkan kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan murid akan mudah beradaptasi.

Kesimpulan
Metode Pengajaran berbasis masalah adalah salah satu metode pengajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif serta melibatkan murid untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga murid dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut serta sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.

Kegiatan pengajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Strategi pengajaran berbasis masalah memiliki keunggulan, salah satunya pemecahan masalah merupakan cara yang cukup baik untuk lebih memahami isi pelajaran.

Hal yang harus memperoleh atensi pada pengajaran berbasis masalah adalah memberikan murid masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses pemecahan masalah. Pada memecahkan masalah pelajar harus berfikir, mencobakan hipotesis serta bila berhasil memecahkan masalah itu ia mempelajari sesuatu yang baru.


Posting Komentar untuk "Pengertian Metode Pengajaran Berbasis Masalah (PBL): Ciri-ciri, Tujuan, Keunggulan dan Kelebihan, Serta Evaluasi Pengajaran Berbasis Masalah"