ASPEK-ASPEK KEBUGARAN JASMANI

 Sembilan Aspek Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmania yang mengambarkan potensi dan kemampuan jasmani untuk melakukan tugas-tugas tertetentu dengan hasil yang optimal tanpa memperlihatkan keletihan yang berarti. Pentignya kebugaran jasmani baik bagi anak usia sekolah antara lain dapat meningkatkan kemampuan organ tubuh, sosial emosional, sportivitas, dan semangat kompetensi. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kesegaran jasmani memiliki korelasi positif dengan prestasi akademis. Dari sudut pandang pendidikan upaya peningkatan kebugaran jasmani memiliki tujuan antara lain; 1) Pemebentukan gerak, 2) Pemebentukan prestasi, 3) Pemebentukan sosial, 4) Pertumbuhan badan. Pada kebugaran jasmani dapat dibagi menjadi beberapa komponen kebugaran jasmani dan dibagi menajdi dua aspek kebugaran jasmani yaitu; 1) kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health related fitness) dan 2) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (Skill related fitness). kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi; daya tahan jatung paru (kardiorespirasi), kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Sedangkan yang berhudungan dengan keterampilan meliputi; kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi, dan kecepatan reaksi.

1. Daya tahan jatung dan paru (Endurance)

Daya tahan jantung dan paru adalah kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan pembulu darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari, dalam waktu cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung dan paru sangat penting untuk menujang kerja otot, yaitu dengan cara mengambil oksigen dan mengeluarkan keotot yang aktif. Dan daya tahan ini ada juga yang dinamakan dengan daya tahan otot lokal. Sedangkan daya tahan otot merupakan kombinasi antara energi aerobik dan anaerobik. Latihan untuk meningkatkan daya tahan otot dilakukan dengan beban ringan ulangan banyak. Ulangan jangan terlalu cepat. Bentuk latihanya bia berupa sit-up, back-up, loncat-loncat, push-up dan lain-lain.

Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat intensitas sub maksimal. Pada dasarnya daya tahan kekuatan otot merupakan rentangan antara daya tahan dan kekuatan otot. Daya tahan otot diperlukan untuk mempertahankan kegiatan yang sifatnya didominasi oleh penggunaan otot atau sekelompok otot.

2. Kekuatan otot (Strength)

Secara fisiologi kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan setu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam suatu kontraksi maksimal. Kekuatan otot merupakan hal penting untuk setiap orang.

3. Klentukan (Fleksibilitas)

Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menujukkan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range of movement).

4. Kecepatan (Speed)

Komponen kecepatan digunakan oleh hampir semua cabang olahraga. Kecepatan adalah jarak per waktu, artinya kecepatan akan diukur dengan unit jarak dibagi waktu. Kecepatan adalah kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bersifat lokomontor dan gerakannya bersifat siklik (satu jenis gerak yang dilakukan berulang-ulang seperti lari dan sebagainya) atau kecepatan gerak bagian tubuh seperti melakukan pukulan. Kecepatan penting tidak saja bagi anak-anak terutama saat meraka bermain di sekolah maupun dirumah juga bagi meraka yang sudah dewasa untuk dapat menjaga mobilitasnya.

5. Daya eksplosif (Power)

Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum. Power adalah hasil kali dari kekuatan dan kecepatan. Power digunakan dalam berbagai cabang-cabang olahraga seperti: sepak bola, bola basket, bola voli, lompat tinggi, lempar lembing dan cabang olahraga lainya.

6. Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainya. Gerakan ini dapat ditujukkan ketika seorang pemain sepak bola dengan cepat mengiring bola melewati beberapa pemain lawan. Orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya disaat sedang bergerak.

7. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri atau pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neorumuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang stabil ketika bergerak. Keseimbangan penting bagi siapa saja untuk memudahkan dalam menjalankan aktivitas.

8. Ketepatan (Acuricy)

Ketepatan sebagai keterampilan motorik merupakan komponen kesegaran jasmani yang diperlukan dalam kegiatan anak sehari-hari. Ketepatan dapat berupa gerakan (performance) atau sebagai ketepatan hasil (result). ketepatan berkaitan erat dengan kematangan sistem syaraf dalam memproses input atau stimulus yang datang dari luar, seperti tepat dalam menilai ruang dan waktu, tepat dalam mendistribusikan tenaga, tepat dalam mengkoordinasikan otot dan sebagainya.

9. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi adalah kemampuan mejalankan tugas gerak dengan melibatkan unsur mata, tangan dan kaki. Koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan sistem syaraf gerak kedalam satu keterampilan gerak yang efesien.

Koordinasi menyatakan hubungan harmonis sebagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan koordinatif merupakan dasar yang baik bagi kemampuan belajar yang bersifat sensomotorik, makin baik tingkat kemampuan koordinasi, akan makin cepat dan efektif pula gerakan yang dapat dilakukan.


REFERENSI

  • Suharjana. (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media.
  • Widiastuti. (2011). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya.

Posting Komentar untuk "ASPEK-ASPEK KEBUGARAN JASMANI"