Manajemen Pendidikan: Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Pendekatannya

 

manajemen pendidikan

Pengertian Manajemen Pendidikan
Indrawan (2015) manajemen pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relatif masih asing didengar sehingga banyak orang yang belum mengerti akan istilah manajemen pendidikan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, istilah manajemen pendidikan sudah mulai ramai diperdengarkan dalam berbagai forum ilmiah. Hal ini ditandai dengan banyaknya alumni Program Studi Manajemen Pendidikan dari Perguruan Tinggi di Indonesia, juga forum-forum ilmiah nasional lainnya seperti: Perkumpulan Sarjana Manajemen Pendidikan Islam (PERSMAPI), Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (PPMPI) Indonesia, dan Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam (Permapendis). Manajemen pendidikan menurut Mulyasa (2002:19) diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, dan tujuan jangka panjang.

Romlah (2016) manajemen pendidikan diartikan sebagai pengelolaan terhadap semua kebutuhan institusional dalam pendidikan dengan cara yang efektif dan efesien. Sedangkan menurut (Atmodiwirio, 2000) manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara itu, Mantja (2016) yang mengutip dari Campbell et al (1966) memberikan definsi manajemen pendidikan sebagai manajemen kelembagaan yang bertujuan untuk menunjang perkembangan dan penyelengaraan pengajaran. Pada prinsipnya, pengertian ini serupa dengan Wati (2014) bahwa manajemen pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan. Asifudin (2016) manajemen pendidikan merupakan manajemen yang diaplikasikan pada pengelolaan pendidikan. 

Sedangkan Pananrangi (2017) menyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah sub-sistem dari lembaga pendidikan itu sendiri yang unsur-unsurnya terdiri atas unsur organisasi, yaitu tujuan, orang-orang, sumber, dan waktu yang dikelola secara efektif dan efisien. Sementara Munastiwi (2018) mendefiniskan manajemen pendidikan sebagai proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian pendidikan, memimpin, dan pengendalian sumber daya manusia untuk ketercapaian sasaran organisasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan dapat dipahami sebagai salah satu komponen dari sistem yang semua sub-sistemnya saling berkaitan dengan yang lainnya dalam arti keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama dua orang atau lebih dan usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber (personal dan material) secara efektif, efisien, dan rasional untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Secara sederhana manajemen Pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas Pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Namun demikian untuk mendapatkan pengertian yang lebih komprehenship, diperlukan tentang pengertian, proses dan substansi Pendidikan.
Menurut Brubecher education should be trough of as process of man reciprocal adjusman to nature. Dinyatakan bahwa Pendidikan merupakan proses timbal balik antara keperibadian individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan Pendidikan. Yang dimaksud lingkungan Pendidikan adalah suatu upaya yang diciptakan untuk membantu keperibadian individu tumbuh dan kembang serta bermanfaat bagi kehidupan.

Dictionary of education mendefinisikan Pendidikan sebagai (1) prosses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku dalam masyarakat; (2) proses social yang menyediakan lingkungan yang terpilih dan terkontrol untuk mengembangkan kemampuan social dan individual secara optimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendidikan merupakan usaha yang diciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk mendidik, melatih dan membimbing seseorang agar dapat mengembangkan kemampuan individu dan social.
Pada undang-undang system Pendidikan nasional No 20 tahun2003 dinyatakan bawa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian Pendidikan merupakan suatu system terencana untuk menciptakan manusia seutuhnya. System Pendidikan memiliki Garapan dasar yang dikembangkan, diantaranya terdiri dari:
1.    Bidang Garapan peserta didik
2.    Bidang Garapan tenaga kependidikan
3.    Bidang Garapan kurikulum
4.    Bidang Garapan sarana dan prasarana
5.    Bidang Garapan keuangan
6.    Bidang Garapan kemitraan dengan msyarakat
7.    Bidang Garapan bimbingan dan pelayanan khusus

Mengadaptasi pengertian manajemen dari para ahli dapat dikemukakan bahwa manajemen Pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha Pendidikan agar mencapai tujuan Pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen Pendidikan adalah suatu penataan bidang Garapan Pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penggangaran, penegdalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan Pendidikan secara berkualitas.
 

Tujuan Manajemen Pendidikan
Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas efektif dan efisien.

1. Produktivitas
Produktivitas merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kualitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb). Produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang, produktivitas ini digambarkan dari ketetapan menggunakan metode atau cara kerja dan cara alat yang tersedia sehingga volume dan bahan kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat respon positif dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Kajian terhadap produktifitas secara berlebihan komprehensif adalah keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap atau peran penyelenggaraan Pendidikan.

2. Kualitas
Kualitas menujukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa (services) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot atau kinerjanya (Pfeffer end Coote, 1991). Jasa atau pelayanan atau produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelanggannya. Dengan demikian mutu adalah jasa/produk yang menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga mendapat kepuasan.

3. Efektivitas
Merupakan ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Etzioni (1964) mengatakan bahwa keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuan. Sergioovani (1987) yaitu kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan. Efektivitas institusi Pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengolaan bidang khusus lainnya hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan bahkan menujukkan kedekataan atau kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan. Efektifitas dapat juga ditelaah dari (1) masukan yang keluaran, (2) keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, (3) ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, (4) pendapatan tamatan yang memadai (Engkoswara, 1987).

4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing things right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right thinght) atau efektifitas adalah perbandingan antara rencana tujuan yang dicapai, efesiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal.efisiensi Pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.

Ruang Lingkup Manajemen
Ruang lingkup manajemen sangat luas karena berkaitan dengan banyak hal dan multidisiplin ilmu. Menurut Daft (2012) ruang lingkup manajemen dapat dilihat dari sudut pandang lingkungan, yakni: 1) lingkungan luar (eksternal) yang terbagi dalam umum dan khusus (tugas); dan 2) lingkungan dalam (internal). Lingkungan luar umum terdiri atas dimensi: ekonomi (economic), hukum-politik (legal-political), sosio-kultural (socio-cultural), teknologi (technology), dan internasional (international). Sedangkan lingkungan luar khusus (tugas) terdiri atas: pemilik (stakeholder), pelanggan (customer), pemasok (supplier), pesaing (competitor), dan badan pemerintah, lembaga keuangan, serikat pekerja. Sementara ditinjau dari lingkungan dalam (internal), ruang lingkup manajemen terdiri atas: manusia atau pekerja (specialized dan manajerial personal), finansial (sumber, alokasi, dan kontrol dana), fasilitas fisik, teknologi, sistem nilai dan budaya organisasi atau perusahaan. Menurut Ahmad (2018) ruang lingkup manajemen pendidikan dibagi berdasarkan tiga kelompok, yaitu: wilayah kerja, objek garapan, dan fungsi kegiatan. Kelompok wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi: manajemen seluruh negara, manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas. Kelompok objek garapan, ruang lingkupnya meliputi: manajemen peserta didik, manajemen personil (tenaga pendidikan dan kependidikan), manajemen kurikulum, manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana pendidikan (ketatausahaan sekolah), manajemen lembaga pendidikan, manajemen pembiayaan, dan manajemen humas. Kelompok fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi: merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengawasi atau mengevaluasi. Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk urusan
nasional meliputi pendidikan luar sekolah, pendidikan pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian, pengembangan masalah-masalah pendidikan serta kebudayaan dan kesenian. Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu provinsi yang pelaksanaannya dibantu oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan kecamatan. Manajemen pendidikan satu unit kerja, lebih dititikberatkan pada satu unit kerja yang langsung menangani pekerjaan mendidik, misalnya: pemberi pelajaran, bahan yang diajarkan, penerima pelajaran, dan sarana penunjang. Manajemen kelas, dalam menejemen kelas terdapat istilah “pengelolaan kelas” baik yang bersifat intruksional maupun manajerial (Ahmad, 2018).

Pendekatan Manajemen Pendidikan
Koontz (1980: 177-183) menemukan sebelas macam pendekatan terhadap teori dan praktik manajemen, sebagai berikut:

  1. Empirical atau kasus, ilmu dan praktik manajemen dikembangkan melalui pengkajian kasus yang telah dialami di masa lalu.
  2. Perilaku antar peribadi interpersonal behavior, ilmu dan praktik manajemen dipelajari melalui hubungan-hubungan antara peribadi pada organisasi dengan focus kajian pada individu dan motivasinya.
  3. Perilaku kelompok, studi tentang pola-pola perilaku kelompok dalam organisasi lebih dominan dari pada kepada hubungan antara pribadi.
  4. Sitem-sitem sosial kooperatif. Memadukan antara hubungan peribadi dengan kelompok. Bahawamemelajari manajemen dapat dilakukan dengan mempelajari hubungan antara manusia sebagai system sosial yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
  5. System-sistem sosio teknikal, bahwa system teknikal memberi pengaruh besar pada system sosial, sehingga perlu dikembangkan keterpaduan perhatian dan praktik secara stimultan untuk keduanya.
  6. Teori keputusan (Decision Theory), bahwa namajer adalah pengambil keputusan sehingga pengembang manajemen ada pada kemampuan dan keahlian mengambil keputusan.
  7. System Approach, mempelajari bagian-bagian interdependen organisasi dan hubungan dengan lingkungan yang mempengaruhinya.
  8. Matematikal atau management science, mempelajari manajemen secara mathematical melalui pengkajian model-model alat identifikasi problem dan penilaian alternatif solusi.
  9. Kontigensi atau situasional, kredibilitas manajer diukur dari kontribusinya memberikan saran praktik manajemen yang cocok untuk suatu situasi tertentu.
  10. Peranan-peranan manajerial, observasi yang dilakukan manajer untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi peranan-peranan yang bersifat umum bagi manajer.
  11. Oprasional, menggunakan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori serta Teknik-teknik sebagai landasan dan menghubungkannya dengan fungsi atau proses manajemen.

Keseimpulan
Manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun Bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efesien. Manajemen Pendidikan merupakan suatu penataan bidang Garapan Pendidikan yang dilakukan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyususnan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan Pendidikan secara kualitas.

Tujuan manajemen adalah pencapaian kinerja organisasi secara produktif, efektif efisien dan berkualitas. Pendekatan manajemen dapat dilakukan melalui studi empiris, prilaku individu, perilaku kelompok, system sosial, teori keputusan, peranan manajerial, matematikal atau management science, manajemen oprasional dan kontingensi atau situasional.
Ruang lingkup dalam majamen Pendidikan meliputi wilayah kerja seperti manajemen Pendidikan tingkat nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan, unit kerja dan paling terkecil manajemen kelas. Manajemen objek Garapan meliputi manajemen siswa, kurikulum dalam sekolah, manajemen tata usaha sekolah, dll. Manajemen berdasarkan fungsi yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, mengkomunikasikan serta mengewasi dan mengevaluasi.


Daftar Pustaka

  1. Ahmad, F. (2018). Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: K-Media
  2. Asifudin, A. J. (2016). Manajemen Pendidikan untuk Pondok Pesantren. Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 355–366.
  3. Atmodiwirio, S. (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia. Ardadizya Jaya.
  4. Campbell, R. F., Corbally, J. E., & Ramseyer, J. A. (1966). Introduction to Educational Administration. Allyn and Bacon.
  5. Daft, R. L. (2012). Management. Cengage Learning.
  6. Indrawan, I. (2015). Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Deepublish
  7. Koontz, Harold Cyril O’Donnel. (1980). Management Edition VII. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha, Ltd
  8. Mantja, W. (2016). Manajemen Pendidikan dalam Era Reformasi. Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(2), 87–96.
  9. Mulyati, Yati. S & Komariah, Aan. (2015). Manajemen Skolah. .87-p.90, Manajemen Pendidikan, TIM Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indosesia. Bandung: Alafabet.
  10. Munastiwi, E. (2018). Manajemen Ekstrakurikuler Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(2), 369–378.
  11. Mulyasa, A. (2002). Manajemen berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  12. Pananrangi, A. R. (2017). Manajemen Pendidikan (Vol. 1). Celebes Media Perkasa
  13. Suryapermana, Nana. dkk. (2020). Pengertian Ruang Lingkup Manajemen, dan kepemimpinan Pendidikan Islam. Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, 1 (2) pp. 111-124.
  14. Romlah, R. (2016). Manajemen pendidikan islam. Harakindo Publishing.
  15. Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2015). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabet.
  16. Wati, E. (2014). Manajemen Pendidikan Inklusi Di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 14(2), 368–378.


Posting Komentar untuk "Manajemen Pendidikan: Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Pendekatannya"