Pengertian Metode Suggestopedia: Sejarah, Prinsip, Teknik Pengajaran Serta Kelebihan dan Kekurangannya

Pengertian Metode Suggestopedia: Sejarah, Prinsip, Teknik Pengajaran Serta Kelebihan dan Kekurangannya
Pengertian Metode Suggestopedia Sejarah, Prinsip, Teknik Pengajaran Serta Kelebihan dan Kekurangannya

Sejarah Metode Suggestopedia
Metode suggestopedia mulai dirintis pada musim panas tahun 1975 di Bulgaria oleh sekelompok peminat bahasa di Institut Penelitian muridan mengenai pelajaran bahasa asing. Pada awal pertumbuhannya, suggestopedia hanya dicobakan di negara-negara Eropa Timur seperti Soviet, Rusia, Jerman Timur serta Hongaria.

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh George Lazanov, seorang psikiater serta pendidik asal Bulgaria, sehingga metode ini biasa juga disebut “The Lazanov Method”. Dinamakan suggestopedia karena dianggap sebagai aplikasi dari suggestology, adalah suatu penerapan dari sugesti ke pada ilmu mendidik. Di Bulgaria serta di Uni Soviet telah terdapat institusi yang mengembangkan metode ini seperti pada Intitute of Suggestology, juga di Amerika yang didirikan The Society of Suggestive Accelarative Learning and Teaching oleh sekelompok peminat muridan bahasa asing yang dipimpin oleh Donald Scuhster, di Iowa State University.

Pengertian Metode Suggestipedia
Secara etimologi, Suggestopedia berasal dari kata suggestology, adalah ilmu tentang pengaruh-pengaruh nonrational serta/atau nonconscious pada manusia (Ricards, 1999: 142). Metode ini dikembangkan oleh Georgi Lozanov (1978), seorang ahli fisika serta psikoterapi dari Bulgaria. Oleh karena itu, suggestopedia juga dikenal dengan Metode Lozanov atau Belajar serta Mengajar Sugestif-Akseleratif (Suggestive-Accelerative Learning and Teaching). Lozanov percaya bahwa apabila diberikan kondisi yang tepat untuk belajar, maka otak manusia mampu memproses sejumlah banyak materi , diantaranya relaksasi serta pemberian kontrol serta otoritas pada guru.

Metode ini memiliki ciri yaitu menciptakan suasana “sugestif”. Suatu contoh penerapannya menciptakan suasana adalah dengan cahaya yang lemah lembut, musik sayup-sayup, dekorasi-dekorasi ruangan yang ceria, tempat duduk yang menyenangkan serta teknik-teknik dramatik yang digunakan oleh guru pada penyajian bahan pelajaran. Metode ini memiliki tujuan adalah untuk membuat para murid santai (tidak tegang), yang memungkinkan mereka membuka hati mereka secara sadar untuk belajar (bahasa) dengan nyaman serta tidak tertekan. Musik digunakan sebagai alat untuk membantu murid relaks serta menjadi panduan pada penyajian materi.

Prinsip-prinsip Suggestopedia
Tujuan

Mempelajari bahasa asing secara cepat untuk komunikasi sehari-hari dengan menggunakan kekuatan mental serta dengan mengatasi kendala-kendala psikologis.

Peran Pengajar
Pengajar memiliki kewenangan, mempercayai serta menghargai murid. Pengajar menghilangkan perasaan negative murid serta kendala belajar, apabila pengajar berhasil, murid dapat bertindak spontan serta bebas.

Proses Belajar Mengajar
Murid belajar pada situasi santai. Mereka memakai identitas pada bahasa serta budaya yang dipelajari, menggunakan teks dialog yang disertai terjemahan serta catatan pada bahasa pertama. Setiap penyajian dialog disertai musik. Pada malam hari murid mengulangi pelajaran. Belajar dapat ditingkatkan dengan penyajian materi baru melalui drama, permainan, nyanyian serta tanya jawab.

Interaksi: Murid serta Pengajar Serta Antar murid. Pengajar memulai interaksi serta murid menanggapi secara non-lisan atau dengan beberapa kata bahasa yang mereka pelajari. Kemudian murid memulai interaksi dengan murid lain di bawah pengarahan pengajar.

Hubungan dengan Perasaan: Mementingkan perasaan, kepercayaan diri murid, serta mengurangi kendala psikologis yang dihadapinya.

Pansertagan tentang Bahasa serta Budaya: Bahasa lisan berbeda dengan bahasa non-lisan serta kebudayaan mencakup kehidupan sehari-hari serta kesenian.

Aspek Bahasa yang Ditekankan: Kosa kata serta gramatika eksplisit ditekankan dengan memusatkan pada penggunaannya secara komunikatif, bukan bentuk. Membaca serta menulis juga mendapat perhatian.

Peranan Bahasa Pertama murid: Penerjemahan memperjelas makna dialog pengajar dapat menggunakan bahasa pertama pada tahap-tahap awalmuridan.

Sarana untuk Evaluasi: Perfomansi murid di kelas dievaluasi. Tidak ada tes, sebab tes dianggap merusakkan situasi santai. Tanggapan terhadap kesalahan murid: Kesalahan tidak segera dibetulkan,
metode pengajar untuk membetulkan kesalahan diberikan pada akhir pelajaran.

Teknik serta Komponen Metode muridan Suggestopedia
Suggestopedia menggunakan teknik memorization. Akan tetapi, perlu ditegaskan di sini bahwa memorisasi yang dimaksud bukanlah vocabulary memorization tetapi memorization of grammar rules (Richards, 1999). Jadi, murid tidak diarahkan untuk menghafal kosa kata serta membiasakan ujaran, tetapi murid diarahkan pada tindakan komunikasi. Menurut Azhar Arsyad, pada dasarnya metode suggestopedia dimaksudkan untuk membasmi sugesti atau pengaruh negatif yang tidak disadari bersemi pada diri anak didik serta untuk menghilangkan perasaan takut (fear) yang menurut para ahli sangat menghambat proses belajar seperti perasaan tidak mampu (feeling of incompotance), perasaan takut salah (ear of makingmistakes) serta keprihatinan serta ketakutan akan sesuatu yang  baru serta belum familiar (apprehension of that which is novel or unfamiliar).

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa The Lazanov Method atau Suggestology menjadi landasan paling dasar dari suggestopedia, yakni suatu konsep yang menggambarkan bahwa manusia bisa diarahkan untukmelakukan sesuatu yang kita kehendaki dengan cara memberi sugesti. Untuk itu, pikiran harus dibuat setenang mungkin, santai, terbuka serta rileks, sehingga bahan-bahan yang merangsang saraf penerima bisa dengan mudah diterima serta dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. Menurut Lazanov, muridan suggestopedia harus memenuhi tiga kriteria yang diinginkan jika menginginkan hasil yang diharapkan, adalah : 1) prinsip penekanan yang kuat pada penikmatan serta penganggapan betapa mudahnya belajar itu, 2) prinsip perpaduan yang mutlak antara faktor-faktor sadar serta di bawah sadar murid, 3) prinsip interaksi yang familiar serta hidup (lively) antara murid yang memberi kesan yang menpada pada hati mereka.

Menurut Richards (1999), ada enam komponen penting pada suggestopedia, adalah :
1. Otoritas (Authority)
Lozanov percaya bahwa manusia akan lebih ingat serta terpengaruh dengan informasi yang diperoleh dari sumber yang memiliki otoritas. Asertaya guru yang dapat dipercaya kemampuannya sehingga membuat murid yakin serta percaya pada diri sendiri (self confidence). Stevick (1979:380), salah seorang pengagum metode ini menyatakan, kalau self confidence tercipta, maka rasa aman terpenuhi. Serta kalau rasa aman terpenuhi, maka murid akan terpancing untuk berani berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, padasuggestopedia guru harus memiliki otoritas yang tinggi.

2. Infantilization
Infatilization adalah hubungan antara guru serta murid sebaiknya seperti hubungan antara orang tua dengan anaknya. Bushman(1176:26) menjelaskan bahwa belajar seperti anak-anak melepaskan murid dari kungkungan belajar yang lebih intuitif. Suatu misal adalah asertaya penggunaan role-play serta nyanyian pada metode ini akan mengurangi rasa tertekan sehingga murid dapat belajar secara alamiah. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak kecil.

3. Dual komunikasi (Double-planedness)
Murid tidak hanya belajar dari instruksi yang diberikan oleh guru, tetapi juga dari lingkungan di mana instruksi itu diberikan. Komunikasi verbal serta nonverbal yang berupa rangsangan semangat dari keadaan ruangan serta dari kepribadian seorang guru. Misalkan murid duduk di kursi yang nyaman dengan tata ruang yang memberi semangat. Guru menghindari mimik yang menunjukkan ketidaksabaran, cemberut, sinis, kritik-kritik yang negatif, serta sebagainya.

4. Intonasi
Intonasi adalah guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan. Dari intonasi mirip orang berbisik dengan suara tenang serta lembut, intonasi yang normal biasabiasa sampai kepada nada suara keras dramatis. Hal ini bertujuanuntuk mencegah kebosanan serta untuk  mendramatisasi,mempengaruhi secara emosional, serta memberikan makna pada materi linguistik pada penyampaian materi.

5. Ritme (Rhythm)
Fungsi ritme di sini sama dengan fungsi intonasi yang telah disebutkan sebelumnya, adalah pelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di antara kata-kata serta rasa yang disesuaikan dengan napas irama dalam. Di sini murid diminta serta diajar untuk menarik napas selama dua detik, menahannya selama empat detik serta kemudian menghembuskannya selama dua detik.

6. Keadaan Pseuda-passive ( Concert Pseudo-Passiveness)
Intonasi serta ritme disesuaikan dengan musik latarnya, sehingga dapat membantu murid bersikap tenang. Kondisi inilah yang penting pada muridan, karena murid tidak tegang serta kemampuan konsentrasi meningkat.

Kelebihan serta Kekurangan Metode muridan Suggestopedia
Kelebihan
Memberikan ketenangan serta kenyamanan
Menyenangkan
Mempercepat proses muridan
Memberikan penekanan pada perkembangan kecakapan berbahasa.

Kelemahan
Hanya dapat digunakan pada kelompok kecil
Menjengkelkan serta menggelisahkan bagi orang tidak menyukai hayden serta penggubah lagu klasik lainnya
Biaya yang tidak murah
Belum ada ketentuan serta persiapan bagi tingkat menengah serta lanjutan Untuk pemahaman membaca serta menyimak terlalu terbatas
Bahan masukan secara pedagogis dipersiapan terlalu bersifat eksklusif

Ada beberapa yang harus dipertimbangkan oleh guru pada penerapan metode muridan ini adalah :
Guru harus memahami tata cara bermain drama
Guru memahami nilai-nilai pendidikan karakter
Guru mampu mengontrol kondisi kelas
Guru mampu memberikan sugesti kepada murid
Guru harus memahami jalan cerita naskah darama yang
dipentaskan murid beserta karakter tokoh-tokohnya
Guru mampu mengontrol kapan ia harus masuk pada kerja kelompok.

Kegiatan pada Metode Suggestopedia
Ommagio (1986) menjelaskan bahwa rangkuman kegiatan KBM dengan metode Suggestopedia adalah sebagai berikut.

1. Diadakan tinjauan kembali atas bahan-bahan yang telah dipelajari sebelumnya, secara eksklusif pada bahasa baru. Permainan serta lakon pendek yang lucu seringkali digunakan dengan tujuan tertentu. Akan tetapi, praktek mekanistik tetap dihindari serta dijauhi.

2. Bahan baru ditampilkan pada konteks dialog-dialog panjang, yang diperkenalkan atau dilanjutkan pada dua fase “konser”. Dialogdialog tersebut menggambarkan situasi-situasi pemakaian bahasa khas pada budaya sasaran. Dialog-dialog itu disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai kesinambungan pada alur serta hubungan, pada plot serta konteks di seluruh pelajaran.

Para tokoh pada dialog diberi nama yang bersajak serta memiliki berbagai macam pribadi serta profesi yang menarik hati. Pada fase aktivasi para murid dapat meniru peranan para tokoh ini bagi kegiatan latihan/praktek bahasa. Pada “ konser aktif”, para murid mendengarkan musik pada saat guru membacakan baris-baris dialog, biasanya pada satu waktu para murid mengikuti dengan menyimak pada buku. Selanjutnya dengan “konser pasif”, para murid menyimak pada pembacaan teks kembali oleh guru dengan nada yang bervariasi serta diiringi dengan musik yang sayup-sayup. Kedua fase ini dirancang dengan tujuan murid dapat menyerap bahan-bahan pelajaran baru pada tingkat sadar serta tingkat bawah sadar.

3. Fase aktivasi, fase ini mengikut sertakan peran murid serta kegiatan-kegiatan praktek untuk mengaplikasikan materi-materi yang telah dipelajari.
Menurut Richards serta Rodgers kegiatan pengajaran Bahasa dengan sugggestopedia terdiri atas tiga bagian.
  1. Diadakan tinjauan kembali atau mengulang bahan pelajaran hari sebelumnya. Ini dilakukan pada bentuk percakapan, permainan, sketsa, cerita lucu, serta acting. Bila murid membuat kesalahan, ia diberikan penjelasan terkait kesalahannya akan tetapi, dengan nada yang mendorong ke arah positif. Pada bagian ini, praktik yang memerlukan mekanisme harus dihindari.
  2. Bahan baru dapat disajikan pada konteks melalui dialog-dialog panjang serta caranya tidak jauh berbeda dengan cara yang tradisional; bahan-bahan disajikan, serta diperagakan, diikuti dengan keterangan kata-kata baru, serta tata bahasa. Dialog yang dipergunakan sebagai bahan pengajaran, harus relevan, riil, menarik, serta dipergunakan sesuai dengan isinya.
  3. Séance adalah pertemuan yang tujuannya untuk reinforcement bahan baru pada taraf bawah sadar. Kegiatan séance ini terdiri dari dua macam, yang aktif serta yang pasif. Kegiatan ini berlangsung selama satu jam.
Agar metode ini dapat diaplikasikan secara efektif, menurut Bancroft (1978) serta Krashen (1986), ada 3 unsur yang harus terpenuhi, adalah diantaranya sebagai berikut:

  1. buatlah ruang kelas yang menarik atau atraktif (dengan Cahaya lembut) serta suasana kelas yang menyenangkan;
  2. guru yang berkepribadian dinamis yang mampu memerankan bahan serta dapat memberikan motivasi pada para murid untuk belajar; serta
  3. para murid yang siap-siaga pada kesantaian.
Biasanya, bahan pelajaran diberikan pada bentuk dialog yang sangat panjang. Dialog pada suggestopedia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) penekanan pada kosakata serta isi, b) dasar pembuatan dialog adalah keadaan atau peristiwa hidup yang yang benar-benar terjadi, c)sesuai secara emosional, d) sertakata-kata yang digaris bawahi dengan disertai transkripsi fonetis untuk
pengucapannya.

Metode ini meliputi suasana sugestif di tempat penerapannya, dengan cahaya yang lemah lembut, musik yang sayup-sayup, dekorasi ruangan yang ceria, tempat duduk yang menyenangkan, serta teknik-teknik dramatik yang digunakan oleh seorang guru pada penyajian bahan pengajaran. Secara keseluruhan, semua itu bertujuan untuk membuat para murid yang belajar menjadi santai, sehingga memungkinkan mereka untuk membuka hati serta pikiran pada saat pelajaran bahasa berlangsung, sehingga pelajaran tidak menjadi suatu beban yang perlu ditakuti.

Langkah-Langkah Pengajaran Berbasis Suggestopedia
(Rambu-Rambu Penyusunan RPP serta Pelaksanaan Pengajaran Sugestopedia)
   
SUGGESTOPEDIA ASLI   
   
SUGGESTOPEDIA ADAPTASI   
Presentation A preparatory   stage (anak dibantu untuk santai serta menuju frame positif) (mind and   feeling) bahwa belajar akan dibuat lebih mudah & menyenangkan.       
Persiapan Ice-breaking, motivasi, penjelasan   secara sugestif, tujuan, serta metode. Secara fisik, kelas dibuat lebih berwarna,   lebih segar.
   
   
First Concert “Active Concert” Presentasi   aktif dari materi yang diajarkan, misal: membacakan teks drama yang disertai   musik klasik.
   
   
   
Konser awal Kegiatan menyimak materi langsung   dari guru (media berbasis manusia), dari radio, dari rekaman, atau dari metode.   Suara dibuat jelas, jeda pas, volume sesuai, serta suara bulat serta kuat.   Musik terdengar secara samar. Anak-anak diperbolehkan menyimak dengan   perhatian menggunakan seluruh indera, boleh dengan memejamkan mata, atau   boleh dengan membentuk peta konsep yang imajinatif.
   
   
Second Concert “Passive   Review” Anak diajak santai dengan mendengarkan musik atau dengan teks yang   dibacakan dengan sangat pelan. Musik yang dipilih mampu menghantarkan murid   kepada kerja mental yang sangat baik agar mampu memahami materi pengajaran   dengan lebih mudah.    Konser akhir Kegiatan menyimak   dilakukan kembali dengan muusik yang sedikit dikeraskan serta materi menyimak yang lebih   sedikit. Anak berada pada posisi santai serta sangat dianjurkan menutup mata   
   
Practice Dapat menggunakan   permainan berupa puzzle, Untuk menguatkan serta mereview kembali apa yang sudah   dipelajari.   
   
Praktik Anak membuat   mind-map, menjawab pertanyaan dari hasil, atau menceritakan kembali, atau   membuat ulasan terhadap bahan materi yang telah disimak   

Pedoman Observasi pada penyusunan RPP
   
KEGIATAN AKHIR PADA
SUGGESTOPEDIA   
   
DESKRIPSI INSTRUMEN   
Mind-Map       
Guru membuat peraturan   diawal serta dijelaskan pada saat konser secara suggestif.
Guru menyiapkan bahan   simakan lalu membuat peta-konsep yang baku. Guru   mengevaluasi peta konsep yang dibuat murid dengan suatu teknik tertentu,   langsung guru atau kooperatif   
   
Menjawab Pertanyaan
   
   


Guru menyiapkan materi   simakan lalu membuat pertanyaan dengan tingkat   kognisi berjenjang. Tes dibuat pada bentuk yang objektif.  
Guru memberikan tes pada   saat anak-anak selesai konser kedua. 
Guru memberikan nilai.
Tes diujikan terlebih   dahulu di kelas lain untuk kemudian dilakukan   validitas serta uji reliabilitas.
Tes menggunakan rumus   tertentu   
   
Menceritakan Kembali   
   
Guru menyiapkan bahan   simakan lalu membuat poin-poin yang kemudian dikembangkan menjadi ringkasan   serta poin penilaian.
Guru meminta ahli untuk   memvalidasi poin penilaian
Guru mengujikan point   serta ringkasannya kepada kelas lain
Guru memberikan tugas   kepada murid pada sesi praktik
Guru menilai tugas yang   dikerjakan murid dengan menggunakan instrumen yang dibuat   

Membuat ulasan   

Guru menyiapkan bahan   simakan lalu membuat contoh ulasan serta poin-poin penilaian.
Guru meminta ahli untuk   memvalidasi poin penilaian. 
Guru memberikan peraturan   untu cara pembuatan ulasan saat konser kedua.
Guru memberikan tugas   membuat ulasan pada sesi praktik
Guru menilai tugas murid   dengan berpedoman pada ulasan guru serta poin-point penilaian   


Kesimpulan
Metode Pengajaran suggestopedia adalah metode pengajaran yang menekankan pada penciptaan suasana adalah dengan cara membuat suasana nyaman serta menyenangkan pada saat guru menyajikan materi pengajaran. Musik adalah salah satu alat yang dapat membantu murid merasa relaks serta juga menjadi panduan pada penyajian materi. Musik yang dimainkan adalah musik sayupsayup (musik klasik), pada teknik metode pengajaran suggestopedia murid tidak diarahkan untuk menghafal kosakata serta membiasakan ujaran tetapi diarahkan pada tindakan yang komunikatif.

Pengajaran suggestopedia, walaupun terdengar menyenangkan serta membawa suasana baru di pada atmosfer pengajaran, namun metode pengajaran ini belum dapat diterapkan pada setiap tingkat pendidikan, serta juga belum dapat diterapkan di semua subjek pengajaran. Penulis belum mengetahui apakah nantiakan ada perubahan revolusioner mengenai citra pengajaran suggestopedia, sehingga metode ini dapat diterapkan di semua tingkat pendidikan serta semua mata pelajaran. Namun bagi guru yang mengajar mata pelajaran umum, serta memiliki target audiens anak-anak, sebaiknya lebih hati-hati pada memilih subjek pengajaran yang akan disampaikan dengan menggunakan metode suggestopedia ini.

Begitu juga halnya dengan guru yang telah memiliki materi serta target yang pas dengan metode ini, sebaiknya guru perlumemperhatikan unsur-unsur yang menunjang metode ini, agar berdampak maksimal seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sehingga pengajaran berjalan efektif, efisien, menyenangkan, serta bermakna bagi murid.

Posting Komentar untuk "Pengertian Metode Suggestopedia: Sejarah, Prinsip, Teknik Pengajaran Serta Kelebihan dan Kekurangannya"