MAKNA OLAHRAGA PRESTASI DAN OLAHRAGA KESEHATAN

 Olahraga Prestasi dan Olahraga Kesehatan

Profesional dalam olahraga adalah olahraga dengan bayaran. Artinya seorang profesional bermain untuk memperoleh bayaran sebagai mata pencaharian. Hasil analisis mengenai juara-juara dunia menunjukan bahwa atlet-atlet yang mampu menghasilkan prestasi yang tinggi hanyalah atlet-atlet yang: (a) memiliki fisik yang prima, (b) menguasai teknik yang sempurna, (c) memiliki karakteristik psikologis dan moral yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuninya, (d) cocok untuk cabang olahraga yang dilakukakannya, dan (e) sudah berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun. Beberapa kendala yang bisa kita jumpai dalam olahraga prestasi, dan yang sudah sering menjadi isu nasional adalah: (a) masalah manajemen keolahragaan nasional (b) organisasi induk olahraga belum melaksanakan program pembinaan jangka panjang secara konsisten dan berkesinambungan, (c) penyerapan dan pendekatan ilmiah dan teknologi dalam olahraga masih terbatası (d) adanya kesenjangan yang cukup lebar antara pemain-pemain top dengan pemain-pemain kader dalam kemampuan dan prestasinya, (e) sistem pemanduan bakat selama ini dilakukan secara alamiah, terasa kurang memperlihatkan hasil yang memadai, dan (f) kelemahan proses pembinaan di tingkat dasar atau pemula. Dalam artikel ini kami mencoba menjelaskan perbedaan antara olahraga prestasi dan olahraga Kesehatan.

www.ublikpendidikan.com

1. Olahraga Prestasi

Prestasi olahraga di dunia semakin menunjukan kemajuan yang dramatis di tahun-tahun belakangan ini. Hasil evaluasi dan analisis mengenai juara-juara dunia menunjukan bahwa atlet-atlet yang mampu menghasilkan prestasi yang intensif hanyalah atlet-atlet yang: (a) memiliki fisik yang prima, (b) Menguasai teknik yang sempurna, (c) Memiliki karakteristik psikologis dan moral yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuninya, (d) cocok untuk cabang olahraga yang dilakukakannya; dan (e) sudah berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun.

Pada era tahun 1960-1970 dan 1980, kita mengalami pasang surut di arena olahraga, namun kita harus mengakui bahwa prestasi olahraga di Indonesia dari waktu ke waktu telah mengalami banyak kemajuan. Kalau dahulu kita belum mampu bicara banyak di tingkat regional maupun internasional, saat ini atlet-atlet kita semakin diperhitungkan dalam percaturan olahraga internasional. Bahkan beberapa cabang olahraga seperti bulutangkis, tenis, panahan dan dayung di dunia olahraga internasional sudah memperlihatkan kehandalannya dan amat diperhitungkan, meskipun harus diakui masih terbatas pada kemampuan beberapa gelintir atlet elit saja. Tetapi mayoritas belum mampu mengumandangkan gaungnya.

Beberapa kendala yang bisa kita jumpai dalam olahraga prestasi, dan yang sudah sering menjadi isu nasional adalah: (a) masalah manajemen keolahragaan nasional (b) organisasi induk olahraga belum melaksanakan program pembinaan jangka panjang secara konsisten dan berkesinambungan, (c) penyerapan dan pendekatan ilmiah dan teknologi dalam olahraga masih terbatas, (d) adanya kesenjangan yang cukup lebar antara pemain-pemain top dengan pemain-pemain kader dalam kemampuan dan prestasinya, (e) sistem pemanduan bakat selama ini dilakukan secara alamiah, terasa kurang memperlihatkan hasil yang memadai, dan (f) kelemahan proses pembinaan di tingkat dasar atau pemula.

Potensi nasional adalah potensi massa. Apabila kita mempertimbangkan kemanfaatan olahraga bagi pembangunan nasional, maka menjadi kewajiban bagi kita semua, untuk membinanya secara sadar dan terarah menuju kepada massa bangsa Indonesia seluruhnya. Telah terlampau sering orang membicarakan soal permasalahan gerakan olahraga. Banyak usaha-usaha kearah itu telah dimulai dan dilaksanakan. Jutaan rupiah telah dikeluarkan untuk Pekan Olahraga, untuk mendirikan pusat-puast olahraga. Namun hasilnya sebagai pembinaan potensi nasional helum/tidak nampak, karena usaha-usaha itu belum merupakan usaha massal.

Pembinaan olahraga prestasi sekarang bukan pembinaan potensi nasional. Dengan tidak mengurangi penghargaan pada segala usaha dan jerih payah yang telah diperlihatkan oleh beberapa instansi pemerintah maupun swasta dan pengorbanan yang telah diberikan, namun selama usaha-usaha itu masih ditujukan pada pembinaan mereka yang dipilih dari seleksi setempat, sekali lagi semata-mata dari mereka yang berkesempatan melatih diri, maka hasilnya selalu hanya merupan hasil perorangan. PON, POM sebenarnya hanya merupakan mercusuar, yang memamerkan kepada dunia luar potensi yang gilang gemilang dari beberapa perorangan, yang berdiri di atas dasar bangsa yang telah mempunyai potensi yang rendah. Akibat daripada kurangnya pemasalan olahraga tidak jarang di dengar kurangnya bibit atlet. Kepergian seorang juara tidak jarang menimbulkan heboh, seolah-olah ia hanya satu-satunya orang yang dapat diandalkan, satu-satunya yang dapat memepertahankan kehormatan negara. Prestasi sebagai alat pendorong (insentif). Tiap orang ingin melebihi orang Iain. sifat naluri ini yang terdapat pada tiap orang Yang sehat, adalah tenaga pendorong yang menyebabkan ia belajar, berlatih untuk mencapai prestasi yang menempatkannya pada tingkat lebih tinggi daripada orang Iain. sifat yang sehat harus dibina dan dihargai, agar tetap jadi pendorong, tanpa pemujaan-pemujaan yang dapat merusaknya.

2. Olahraga Kesehatan

Perkembangan olahraga di sekolah dan perkembangan tingkat kesehjahteraan masyarakat berkaitan erat dengan perkembangan olahraga kesehatan di Indonesia. Istilah "olahraga kesehatan" menjadi populer sejak tahun 1980. Namun olahraga kesehatan sudah dikenal sejak 50 tahun yang lalu khususnya sejak zaman Jepang dengan memperkenalkan "Taiso" yang merupakan olahraga massal bagi murid-murid sekolah. Dalam perjalanan selanjutnya olahraga kesehatan mengalami pasang surut mengikuti arah dan kebijakan pemerintah dalam hal olahraga dan juga mengikuti perkembangan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sebelum tahun 1945 yaitu pada zaman Jepang setiap pagi murid-murid sekolah mendapat acara kegiatan jasmani masal yang disebut kesehatan. Dalam perjalanan waktu selanjutnya, olahraga kesehatan di sekolah mengalami pasang surut dan keadaan surut yang terbesar pada masa olahraga (1961-1966).  Pada waktu itu kegiatan olahraga di sekolah lebih di arahkan kepada olahraga prestasi, sesuai dengan kebijakan pemerintah pada waktu itu dengan diadakannya lembaga Departemen Olahraga.

Pada sekitar awal tahun 1975 disebarluaskan bentuk olahraga kesehatan senam pagi indonesia seri A, B, dan C. Terhadap SPI tersebut. Prof. Soemowerdojo dalam pidato pengukuhannya pada tanggal 7 Agustus 1976 menjadi Guru besar Ilmu Faal pada Fakultas Kedokteran Unpad menyumbangkan kritik membangunnya sehingga pada sekitar tahun 1977 disusun SPI seri D. Team ahli ilmu Faal dari Bandung yang terdiri dari Prof. Soedjatmo S Prof. dr. Y.S Santoso G. dan Drs. Djoko Martono yang dilibatkan dalam penyusunan itu mengemukakan bahwa olahraga kesehatan harus disusun berdasakan prinsip aerobik. Artinya kaidah aerobik harus menjadi landasan dalam menciptakan gerakan-gerakan olahraga kesehatan. Hal itu penting sekali oleh karena dalam penyajiannya olahraga kesehatan harus dapat mencapai sasaran utama yaitu meningkatkan dan atau memelihara kapasitas aerobik Penelitian-penelitian yang kemudian dilakukan antara lain oleh Drs. Med Budhi Rahardjani (Alm) ahli ilmu faal dari Fakultas Kedokteran UNDIP di Semarang menunjukan bahwa SPI seri D terbukti lebih dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani anggota masyarakat (bukan olahragawan) dibandingkan seri A, B, maupun C.

Dalam perkembangan selanjutnya hasanah olahraga kesehatan semakin diramaikan dengan hadirnya Senam Kesegaran Jasmani dan Senam Jantung Sehat. Yang menjadi pertanyaan ialah: apakah penyu-sunan Senam Kesegran Jasmani (SKJ) dimaksudkan untuk pengganti Senam Pagi Indonesia (SPI) atau sebagai alternatif? Dalam hal ini apapun tujuannya, sangat baik apabila SKJ itu terlebih dahulu diteliti dan di uji seberapa besar tingkat kesetaraannya dengan senam-senam kebugaran jasmani generasi terdahulu yang telah teruji manfaatnya khususnya SPI seri D. sebelum diedarkan secara lebih luas, atau di “tera” terlebih dahulu dengan tes Aerobik Cooper.

Selain itu satti hal yang perlu juga mendapat perhatian ialah bahwa pada bentuk-bentuk Olahraga Kesehatan Senam, pengaturan intensitas melalui pengisian gerakan, baru dapat dilakukan dengan baik bila orang sudah hafal akan gerakannya. Oleh karena itu, sebagai alternatif yang terlalu banyak akan menyebabkan kesulitan menghafal, sehingga intensitas gerakannya akan pasti lebih rendah dari pada yang seharusnya. Hal ini perlu dikemukakan dalam hubungan dengan semakin banyaknya SKJ-SKJ yang beredar pada akhir-akhir ini yaitu SKJ 1984, SKJ 1988, SKJ 1992 dan SKJ 1996, di samping adanya juga Senam Jantung Sehat I (SJS I) dan SJS II. Di Jawa Barat bahkan beredar Senam Gending dan Senam Jumat Bersih (Jumsih). Kenyataan yang terjadi dengan kehadiran SKJ-SKJ yang baru ialah bahwa SPI dan SKJ yang lama lalu ditinggalkan dan diganti dengan SKJ yang baru, padahal tingkat kesetaraan SKJ yang baru  belum di uji. Muchtamadji Dosen FPOK IKIP Bandung ahli ilmu faal yang banyak berkecimpung dalam bidang olahraga kesehatan mengatakan bahwa berdasarkan pengamatannya SKJ 1984 adalah yang terbaik diantara SKJ-SKJ yang ada. Namun demikian menurut pen-dapatnya ditinjau dari kelengkapan gerakan dan manfaatnya terhadap kebugaran jasmani yang telah teruji, maka SPI seri D masih tetap lebih baik.

Secara umum Ciri olahraga kesehatän adalah:

  1. Massal, artinya olahraga kesehatan dapat diikuti sejumlah besar orang secara serentak.
  2. Mudah, artinya gerakan olahraga kesehatan mudah diikuti dan dapat dilakukan dengan baik Oleh anak-anak, dewasa maupun manula.
  3. Murah, artinya tidak memerlukan peralatan maupun ruangan khusus untuk pelaksanaannya.
  4. Meriah, artinya dapat membangkitakan suasana santai dan gembira, bebas stress dan memungkinkan silaturahmi yang lebih baik.
  5. Manfaat dan aman, artinya manfaatnya dapat dirasakan baik lahir maupun batin serta kecil kemungkinan terjadinya cedera.

Apabila masyarakat telah mengetahui dan merasakan dampak dari olahraga kesehatan yang dilakukan secara rutin, maka perlu di upayakan menjadi bagian pendidikan hidup sehat yang perlu dikembangkan di masyarakat luas, dan pada akhirnya peningkatan kebugaran jasmani yang menjadi dasar pemeliharaan kesehatan, produktivitas kerja dan prestasi olahraga pada dasarnya dapat dilaksanakan dengan cara-cara antar Iain:

  1. menyebarluaskan kesadaran pada masyarakat tentang peran dan pentingnya membina kesegaran jasmani. Hal ini dicapai melalui: (a) pendidikan jasmani secara berkesinambungan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi (b) penyuluhan kepada masyarakat seperti melalui gerakan bersama (pekan kesegaran jasmani, gerak jalan massal, tes aerobik bersama dll.) (c) pekan-pekan oalhhraga yang dilaksanakan secara teratur (d) memanfaatkan media massa secara luas dan terarah.
  2. menciptakan suasana yang kondusif untuk pengembangan kesegaran jasmani seperti penetapan persyaratan kesegaran jasmani pada sekolah-sekolah, pekerjaan, kenaikan pangkat, dll.
  3. mengembangkan sarana dan pra sarana yang memudahkan masyarakat melakukan latihan secara teratur (rasio penduduk dan sarana olahraga umum).
  4. mengembangkan ketenagaan yang menunjang upaya kesegaran jasmani seperti pelatih, instruktur, guru olahraga, dokter dan paramedis, dan sebagainya. Tenaga-tenaga tersebut pcrlu dikembangkan secara sistematis.
  5. Pemberian penghargaan terhadap mereka yang tidak memiliki kemampuan fisik yang terbina baik (reward system).
  6. Pengembangan prodük legislasi yang menjaga agar tidak terjadi mal praktik dalam proses berlatih.

Umum ciri olahraga kesehatan ialah Massal, artinya Olahraga kesehatan dapat diikuti sejumlah beşar orang secara serentak. Mudah, artinya gerakan olahraga kesehatan mudah diikuti dan dapat dilakukan dengan baik oleh anak-anak, dewasa maupun manula. Murah, artinya tidak memerlukan peralatan maupun ruangan khusus untuk pelaksanaannya Meriah, artinya dapat membangkitkan suasana santai dan gembira, bebas stress dan memungkinkan silaturahmi yang lebih baik. Manfaat dan aman, artinya manfaatnya dapat dirasakan baik lahir maupun batin serta kecil kemungkinan terjadinya cedera.


Referensi:

  • Husdarta, H.J.S. (2011). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabet.
  • Susanto Giriwijoyo. (1995). Olahraga Kesehatan. Depdikbud: IKIP Bandung.
  • Sumardiyanto. (2000). Sejarah Olahraga. Depdiknas, Dirjen Dikdasmen.




1 komentar untuk "MAKNA OLAHRAGA PRESTASI DAN OLAHRAGA KESEHATAN"

  1. The King Casino - Sharefirmware
    The King Casino 더존 카지노 도메인 for Mac: Review and Cheat Sheet for You. You can learn more 로투스 바카라 about it on the company's 온라인 카지노 주소 site 더킹 카지노 먹튀 at 바카라 필승전략 Sharefirmware.com.

    BalasHapus