Pengertian Pembelajaran Efektif: Jenis Kegiatan Pengajaran, Langkah penilaian Dalam Pengajaran

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pengertian efektif, belajar serta pengajaran, pengertian pengajaran, pengertian kegiatan pengajaran, jenis kegiatan pengajaran, tahap awal, tahap pengajaran, Langkah penilaian tindak lanjut, serta penetepan kegiatan pengajaran.

“No teaching strategy is better than other in all circumtances, so you have to be
able to use a variety of teaching strategy, and make rational decisions about when each of
the teaching strategies is likely to most effective”. (Killen, 1998)

Pengertian Pembelajaran Efektif: Pengajaran, Jenis Kegiatan, Langkah penilaian, Serta Kegiatan Pengajaran

Pengertian Efektif
Pengertian efektifitas biasanya menunjukan seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hamalik, Oemar. (2008) efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas serta waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya, adapun pengertian efektifitas menurut Butler, Martin (2002) efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan tujuan pengajaran yang tercapai yang dicapai dengan tujuan pengajaran yang diharapkan dari sejumlah input.

Selanjutnya pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas serta waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini dapat dibandingkan pada pengajaran seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan capaian kualitas, kuantitas serta waktu. Pada konteks kegiatan pengajaran, perlu dipertimbangkan efektifitasnya. Artinya sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai harapan.

Belajar serta pengajaran
Belajar ialah suatu perubahan perilaku yang relatif permanen serta dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pengajaran yang bertujuan atau diselenggarakan. Pengalaman diperoleh seseorang melalui interaksi dengan lingkungan, baik yang tidak diselenggarakan maupun yang diselenggarakan. Sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap. Menurut Eveline Siregar serta Nara (2010) belajar adalah proses yang kompleks yang dipadanya terkandung beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi:

a) bertambahnya jumlah pengetahuan,
b) asertaya kemampuan mengingat serta memproduksi,
c) asertaya penerapan pengetahuan,
d) menyimpulkan makna,
e) menafsirkan serta mengaitkan dengan relastisitas serta asertaya perubahan pada pribadi.

Pengertian pengajaran
Menurut Sugiyar dkk (2009) menjelaskan bahwa pengertian pembelajaran (instruction) adalah jumlah aktivitas dari konsep mengajar (teaching) serta konsep belajar (learning). Pokok pangkalnya terletak pada perpaduan antara keduanya, yaitu kepada penumbuhan kegiatan subjek didik laki-laki serta perempuan. Konsep tersebut disebut sebagai suatu sistem, sehingga pada sistem pengajaran ini terdapat berbagai komponen di antaranya murid, tujuan, serta bahan ajar untuk mencapai tujuan, fasilitas serta prosedur, serta alat atau media yang dipersiapkan. Dengan kata lain, pengajaran sebagai suatu sistem kegiatan di kelas yang bertujuan, perlu direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum yang telah disiapakan (Sugiyar, dkk, 2009).

Pengertian Kegiatan Pengajaran
Sagala (2007) mendefinisikan bahwa pengajaran adalah komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sesertagkan belajar dilakukan oleh murid. Konsep pengajaran oleh Corey (1986) yang dikutip Sagala (2007) didefinisikan sebagai suatu proses pada lingkungan seseorang yang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan dirinya turut serta pada tingkah laku tertentu pada kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan strategi pengajaran.

Strategi pengajaran digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan pada mencapai tujuan. Strategi pengajaran pada umumnya merupakan macam serta urutan perbuatan yang dipergunakan serta atau dipercayakan guru- muridnya di pada bermacam-macam peristiwa belajar. Rangkaian aktivitas guru-murid pada suatu peristiwa belajar-mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional. Implementasi dari strategi tersebut dibutuhkan rentetan cara atau disebut metode pengajaran.

Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara umum, metode yakni suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut pendapat lain, juga dijelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator pada interaksi belajar-mengajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan. Metode akan digunakan oleh guru namun demikian untuk menghidupkan lingkungan belajar serta mengkhususkan aktivitas di mana guru serta murid terlibat selama proses pengajaran berlangsung.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan dengan berbagai pendekatan atau metode pengajaran. Pada upaya menjalankan metode pengajaran tersebut, pengajar dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, serta penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang berbeda antara guru yang satu dengan yang lain. Semua rangkaian tersebut dikelola dengan kegiatan pengajaran.

Kegiatan pengajaran adalah rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental serta fisik melalui interaksi antar murid, murid dengan guru, lingkungan, serta sumber belajar lainnya walaupun pada rangka pencapaian kompetensi. Kegiatan pengajaran dapat terwujud melalui metode pengajaran yang bervariasi serta berpusat pada murid. Kegiatan pengajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai murid.

Jenis Kegiatan Pengajaran
Secara umum terdapat tiga langkah pokok pada penerapan strategi pengajaran, yakni tahap permulaan atau (pra instruksional), tahap pengajaran (instruksional), serta tahap penilaian serta tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada saat melaksanakan pengajaran (Sugiyar, dkk 2009).

Tahap Awal
Tahap awal adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat memulai proses pengajaran. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru yakni:
  • Guru menanyakan kehadiran murid, serta mencatat siapa yang tidak hadir. Tidak perlu dicek kehadirannya satu persatu, cukup ditanya yang tidak hadir saja, dengan alasannya. Kehadiran murid pada pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan guru  mengajar.Ketidakhadiran tidak selalu murid disebabkan oleh kondisi murid yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, serta Iain-Iain), tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dari guru yang tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh murid, atau karena tindakan guru pada waktu pengajaran sebelumnya dianggap merugikan mereka (penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri serta lain-lain).
  • Bertanya kepada murid, sampai di mana pembahasan pelajaran sebelumnya. Hal ini bukan soal guru sudah lupa, akan tetapi menguji serta mengecek kembali ingatan mereka terhadap bahan yang telah dipelajarinya. Dengan demikian guru mengetahui kebiasaan belajar mereka di rumah, kesiapan mereka menghadapi pelajaran hari itu.
  • Mengajukan pertanyaan kepada murid di kelas atau murid tertentu, tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman materi yang telah diberikan. Apakah tahan lama diingat atau tidak. Data serta informasi ini bukan hanya berguna bagi murid, tetapi juga bagi guru kelas.
  • Memberi kesempatan kepada murid untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksmuriserta sebelumnya.
  • Mengulang kembali bahan pelajaran yang sebelumnya secara singkat tetapi mencakup semua aspek yang telah dibahas. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya serta sebagai usaha pada menciptakan kondisi belajar murid.
Tujuan tahapan ini, pada hakikatnya untuk mengungkapkan kembali tanggapan murid terhadap bahan yang telah diterimanya serta menumbuhkan kondisi belajar pada hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap pra instruksional pada strategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan pada olahraga. Kegiatan ini akan memengaruhi keberhasilan murid.

Tahap Pengajaran
Selanjutnya Sugiyar dkk (2009) menunjukan bahwa terdapat tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti. Yaitu tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut:
  • Menjelaskan kepada murid apa saja tujuan pengajaran yang harus mereka capai. Beri informasi yang bertujuan penting kepada murid, sebab tujuan tersebut harus dicapai setelah pengajaran selesai. Berdasarkan pengamatan, masih banyak guru yang tidak melaksmuriserta ini, sebaiknya tujuan tersebut ditulis secara ringkas didepan papan tulis sehinga dapat dibaca serta dipahami oleh semua murid.
  • Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya. Materi tersebut sesuai silabus serta tujuan pengajaran, sebabmateri be rsumber dari tujuan. Selain itu, materi pelajaran ditulis tidak mengukuhkan stereotipi laki-laki serta perempuan, tidak memarjinalkan salah satu jenis kelamin, tidak mensubordinasikan laki-laki serta perempuan, serta tidak berisikan kekerasan pada jenis kelamin tertentu.
  • Membahas pokok materi yang telah dituliskan sebelumnya. Pada pembahasan materi ini dapat ditempuh dengan dua cara. Pertama, pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pelajaran menuju kepada topik yang lebih khusus. Kedua dimulai dari topik khusus menuju topik umum. Cara mana yang paling baik untuk dilakukan tergantung pada guru masingmasing. Namun, cara pertama diduga akan lebih efektif sebab murid diberikan gambaran keseluruhan materi, sehingga murid tahu arah bahan pengajaran yang akan dibahas selanjutnya. Pembahasan tidak harus oleh guru tetapi lebih baik lagi dibahas oleh murid.
  • Pada setiap kelompok materi yang dibahas, sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula murid harus diberikan pertanyaan atau tugas, pengajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas. Dengan demikian, nilai pengajaran tidak hanya pada akhir pengajaran saja, tetapi juga pada saat pengajaran berlangsung. Jika ternyata mereka belum memahaminya, guru mengulangi kembali pokok materi sebelum melanjutkan pada pokok materi berikutnya. Demikian seterusnya, sampai semua pokok materi yang telah ditulis tadi selesai dibahas. Harus diperhatikan bahwa murid harus banyak terlibat pada membahas pokok materi.
  • Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materisangat  diperlukan. Alat bantu seperti alat peraga grafis, model atau alat peraga yang diproyeksikan sudah   barang tentu harus sudah disiapkan sebelumnya. Alat ini digunakanpada empat fase kegiatan yakni;  fase pertama ketika guru menjelaskan kepada murid, fase kedua ketika guru menjawab pertanyaan murid, fase ketiga ketika guru mengajukan pertanyaan kepada murid atau pada waktu memberi tugas kepada mereka serta fase keempat ketika murid mengerjakan tugas yang diberikan guru serta melakukan kegiatan belajar.
Dengan demikian, alat peraga tersebut dapat digunakan oleh guru serta oleh murid. Perlu dikemukakan bahwa alat bantu pengajaran yang digunakan harus berprespektif gender. Artinya alat tersebut tidak hanya bisa diakses oleh laki-laki atau perempuan saja, maka pada alat tersebut tidak bias gender.

Langkah penilaian serta Tindak Lanjut
Tahapan yang ketiga atau yang terakhir menurut Syaiful Sagala (2007) dari strategi hingga menggunakan model mengajar adalah tahap penilaianatau penilaian serta tindak lanjut pada kegiatan pengajaran. Tujuan tahapan ini, ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tingkat kedua (instraksional), kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain sebagai berikut:
  1. Mengajukan pertanyaan kepada kelas, atau kepada beberapa murid, mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua. Pertanyaan yang diajukan bersumber dari bahan pengajaran. Pertanyaan dapat diajukan kepada murid secara lisan maupun secara tertulis. Pertanyaan ini disebut post tes. Berhasil tidaknya tahapan kedua dapat dilihat dari dapat tidaknya murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Salah satu patokan yang dapat digunakan adalah apabila kira-kira 70% dari murid di kelas tersebut dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, proses pengajaran (tahapan kedua) dianggap berhasil.
  2. Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh murid atau yang menjawab kurang dari 70%, guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai murid.
  3. Untuk memperkaya pengetahuan murid terhadap materi yang dibahas, guru dapat memberi tugas atau pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas.
  4. Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. Informasi ini perlu agar murid dapat mempelajari bahan tersebut dari sumber-sumber yang dimilikinya.

Penetapan Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran merupakan aktivitas untuk mencapai suatu kompetensi dasar, untuk itu harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkahlangkah kegiatan memuat unsur kegiatan serta sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, serta konfirmasi.

Pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, serta kegiatan penutup.
Langkah-langkah pengajaran dimungkinkan disusun pada bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pengajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, serta kegiatan penutup tidak hams ada pada setiap pertemuan.

Kegiatan pengajaran merupakan implementatif dari suatu metode pengajaran yang dilaksmuriserta sebagai teknik pengajaran. Kegiatan pengajaran merupakan rangkaian dari banyak metode yang digunakan pada suatu kegiatan pengajaran.

Metode bukan merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan sebaikbaiknya. Untuk itu tidak mungkin membicarakan metode tanpa mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Jadi, berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai bergantung pada penggunaan metode yang tepat. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik atau buruk. Yang ada adalah guru yang cakap atau guru tidak cakap pada memilih serta mempergunakan metode pada pengajaran. Untuk itu penetapan kegiatan pengajaran sangat tergantung dari tujuan yang akan dicapai (Sugiyar dkk, 2009).

Prinsip-prinsip penggunann metode antara lain: efektif serta efisien, digunakan secara bervariasi, digunakan dengan memadukan beberapa metode. Faktor-faktor yang perlu di perhatikan pada menentukan metode pengajaran, antara lain: (1) tujuan pengajaran/lndikator serta kompetensi dasar, (2) tema pengajaran, (3) kondisi murid (kemampuan murid, jumlah murid), (4) jenis materi, (5) kemampuan guru, (6) waktu, serta (7) fasilitas yang ada. Faktor penetapan metode di atas juga merupakan hal yang hams dipertimbangkan Ketika akan menetapkan langkah kegiatan pengajaran. Untuk itu, penatapan kegiatan pengajaran yang pertama-tama harus dipertimbangkan adalah kompetensi dasar yang akan dicapai.

Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dipilih pada kegiatan awal di antaranya sebagai berikut.

  1. Mengajukan kasus-kasus nyata pada kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep/topik yang sesertag dipelajari.
  2. Meminta murid untuk mencermati serta memberikan komentar tentang video, gambar serta sketsa yang terkait dengan konsep yang akan dipelajari serta meminta komentar mereka.
  3. Mendemonstrasikan sesuatu di depan kelas serta meminta murid mengomentarinya.
  4. Menyampaikan fakta perkembangan iptek terkait dengan konsep yang akan dipelajari.
  5. Menyampaikan cerita atau visualisasi yang menarik.
  6. Mengulas koran atau berita.
  7. Melakukan curah pendapat.
  8. Mengajukan pertanyaan.
  9. Mengajukan kuis.

Di bawah ini beberapa strategi atau metode yang dapat dimanfaatkan oleh guru pada kegiatan inti:

  • Pengajaran kooperatif, atau pengajaran yang mendorong murid untuk bekerjasama dengan berbagai pilihan metode, adalah: (JIGSAW, TGT, STAD, dll).
  • Pengajaran berbasis masalah atau pengajaran yang mengarahkan murid serta untuk memecahkan masalah yang diajukan dengan konsep yang akan dipelajari. Pengajaran berbasis projek serta penyusunan laporan. Pengajaran melalui kegiatan berdiskusi. Pengajaran melalui berdebat. Pengajaran melalui simulasi serta bermain peran. Pengajaran dengan mengandalkan kegiatan bertanya jawab. Pengajaran melalui kegiatan simulasi. Pengajaran melalui kegiatan bermain peran.
  • Beberapa hal yang dapat dilakukan pada kegiatan akhir atau penutup di antaranya sebagai berikut:

  1. Murid diminta membuat ringkasan tentang hal-hal yang telah dipelajari.
  2. Murid mempresentasikan secara lisan hal-hal penting yang telah mereka pelajari.
  3. Murid mengembangkan tulisan kreatif terkait konsep yang dipelajari.
  4. Murid diminta mengembangkan peta konsep tentang materi yang dipelajari.
  5. Murid diminta untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari.

Kesimpulan
Kegiatan pengajaran adalah rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental serta fisik melalui interaksi antar murid, murid dengan guru, lingkungan, serta sumber belajar lainnya pada rangka pencapaian kompetensi.

Kegiatan pengajaran terdiri dari kegiatan diawal, diinti, serta penutupan. Faktor-faktor yang perlu di perhatikan pada menentukan kegiatan pengajaran sama dengan menentukan metode pengajaran, antara lain: (1) tujuan pengajaran atau lndikator serta kompetensi dasar, (2) tema pengajaran, (3) kondisi murid (kemampuan murid, serta murid), (4) materi, (5) kompetensi guru, (6) waktu, serta (7) sarana serta prasarana yang ada.


Posting Komentar untuk "Pengertian Pembelajaran Efektif: Jenis Kegiatan Pengajaran, Langkah penilaian Dalam Pengajaran"