Pengaruh Olahraga Terhadap Fisiologi Otot

PENGARUH OLAHRAGA PADA FISIOLOGI OTOT

Peningkatan kemampuan kerja otot akibat latihan disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi pada system neuromuscular (adaptasi system neuromuscular). Perubahan tersebut antara lain oleh karena terjadinya hipertrofi otot (Suharjana, 2009). Peningkatan ukuran otot menyebabkan kontraksi otot lebih kuat (power meningkat), pengulangan kontraksi lebih cepat (meningkatkan speed), periode latihan tahan lama (meningkatkan ketahanan otot). Menurut Baechle & Groves (1997) penambahan ukuran otot (hipertrofi) seringkali disebabkan bertambah besamya serat-serat otot yang ada, serat-serat yang memang sudah ada sejak lahir. Bertambah besarnya serat-serat otot disebabkan bertambahnya protein aktin dan miosin. Pada gambar berikut ini menunjukkan hipertrofi otot. Gambar A hipertrofi otot sebelum latihan, dan gambar B hipertrofi otot setelah latihan.

pengaruh olahraga terhadap otot manusia
 

Besar kecilnya kekuatan otot tergantung besarnya serabut serabut otot itu sendiri, danjuga tergantung pada jumlah serabut serabut saraf yang mensuplai serabut otot. Penampilan otot juga dipengaruhi oleh kecepatan dan kekuatan dari kontraksi otot. Hasil penyelidikan membuktikan bahwa program latihan 1-10 set dan 1-10 repetisi dapat meningkatkan kekuatan otot skelet (Sprague, 1993). Kekuatan maksimal dipengaruhi oleh penampang lintang atau diameter otot terutama diameter filament myosin, kemampuan rekruitmen serabut otot cepat dan sinkronisasi otot dalam aksi gerak. Alerge, Jimenez, Gonzalo, Acero & Aguado (2006) menyatakan respon otot dari latihan selain peningkatan massa otot, juga adaptasi saraf. Hal ini disebabkan oleh proses “belajar” yang berada di corteks motorik otak oleh rangsang gerak yang dilakukan secara berulang-ulang melalui sejumlah repetisi latihan, melaksanakan berbagai beban, maupun melalui pola gerak (Pate, Mc.Clenaghan, & Rotella, 1984).

Latihan beban juga dapat meningkatkan protein kontraktil sehingga terjadi peningkatan konsentrasi ATP PC dan enzim glikolisis. Lamb (1984) menyatakan bahwa latihan dapat berpengaruh terhadap hipertrophi otot, ukuran mitochondria, meningkatkan ukuran myofibril dan sarkoplasmik, meningkatkan konsentrasi ATP-PC dan enzim glykolisis. Pendapat yang sama dikatakan Coker (1978) bahwa latihan dapat menyebabkan otot jadi responsif terhadap beban latihan, pembesaran serabut otot, peningkatan jumlah kapiler, peningkatan jumlah dan ukuran mitochondria, dan peningkatan protein kontraktil.
Dari uraian di atas makan dapat kita simpulkan bahwa dampak olahraga sangat besar untuk Kesehatan tubuh kita terutama otot serta adaptasi safar kita, maka dari itu yuk aktif berolahraga agar otot tubuh kita tetap sehat dan bugar.


Daftar Pustaka

  • Alerge, L.M., Jimenez, F., Gonzalo-Orden, J.M., Acero, R.M., & Aguado, X. (2006). Effects of Dynamic Resintance Traning on Fascicle length and Isometric Strenght. Journal Of Sport Science. Vol. 26 (5). Pp. 501-508.
  • Beachle, T.R., & Groves, B.R. (1997). Weight Training: Steps to Success. Alih Bahasa Latihan beban oleh: Razi Siregar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
  • Coker, K. (1978). New Comprehensive Training Manual. Universal Gym Manchile.
  • Lamb. D.R. (1984). Physilogy of Exercise, Responses and Adapation. Second edition, New York: McMillan Publishing Company.
  • Pete R, Mc. Clenaghan B., & Rotella R. (1984). Scientific Foundation of Coacing. Philadelphia College Publishing.
  • Sprague, K. (1993). Sport Strength. New York. The Putnama Publishing Group.
  • Suharjana. (2013). Kebugaran Jasmani.Yogyakarta: Jogya Global Media.
  • Suharjana. (2009). Pengaruh Latihan Beban Terhadap Kondisi Fisik Khusus Serta Hubungan Dengannya Teknik Sepak Bola. Surabaya: Unesa.

Posting Komentar untuk "Pengaruh Olahraga Terhadap Fisiologi Otot"