Filsafat Administrasi Pendidikan
Filsafat Administrasi Pendidikan
Aliran filsafat dan teori administrasi pendidikan merupakan bagian yang memberikan arah dan pandangan bagaimana seorang administrator pendidikan menjalankan tugasnya dengan didasari oleh nilai-nilai kebenaran, baik pada tataran praktis atau pun teoritis.
Orang yang berfilsafat adalah mereka yang berpikir secara mendalam, meluas menyeluruh sehingga ditemukan akar permasalahannya. Jika terungkap akar permasalahannya, terbukalah tabir kehidupan yang sesungguhnya yang bisa membuat orang hidup menjadi bahagia.
Pemahaman terhadap filsafat mendasari perkembangan berbagai ilmu pengetahuan termasuk ilmu pendidikan dan administrasi pendidikan. Bagian berikut ini akan menjelaskan beberapa hal pokok untuk memahami filsafat dan teori administrasi pendidikan.
Masalah Kebenaran Substansi Filsafat
Substansi filsafat adalah kebenaran, Apa itu kebenaran? Istilah Kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda, yaitu:
- Kebenaran Pertama. Kebenaran Metafisik. Merupakan kebenaran yang paling mendasar dan puncak dari seluruh kebenaran yang pernah ada (ultimate truth). Harus diterima apa adanya (taken for granted). Kebenaran ini adalah kebenaran yang berasal dari Tuhan Sang Pencipta.
- Kebenaran Kedua. Kebenaran Etik. Kebenaran yang merujuk pada perangkat standar moral atau profesional sebagai pegangan prilaku yang harus dilakukan oleh pemegang jabatan (code of conduct). Seseorang dikatakan benar bila dia berpegang dan melakukan tindakan sesuai dengan standar perilaku yang harus dilaksanakannya. Kebenaran kedua bersumber dari kebenaran pertama atau norma sosial budaya, komunitas profesi. (ada yang mutlak ada yang relatif).
- Kebenaran Ketiga. Kebenaran Logik. Kebenaran hasil konsensus, dianggap benar apabila secara matematis konsisten atau koheren dengan yang telah diakui dalam kebenaran pertama dan kedua.
- Kebenaran Keempat. Kebenaran Empirik. Kebenaran yang teruji dan tahan dari kritik atau falsifikasi. Kebenaran ilmiah yang konsisten dengan kenyataan alam, keilmuan dijastifikasi dan diverifikasi. Koresponden antara teori, fakta, dan kenyataan. (Lincoln & Guba ; 1985)
Dalam mengungkapkan kebenaran terdapat beberapa teori umum yang menjadi dasar untuk mendapatkan bagaimana kebenaran itu diterima secara logis, yakni:
- Teori Korespondensi. Dikatakan benar bila ada relasi interaksional antara subyek dengan objek (knower & known). Materi yang terkandung dalam pernyataan koresponden dengan objek yang sebenarnya.
- Teori Koherensi. Dikatakan benar bila merujuk kepada kebenaran yang sesuai dengan penrnyataan sebelumnya. Merujuk kepada kebenaran logis yang mendahului kebenaran empiris.
- Teori Pragmatisme. Kebenaran tersimpul dalam sesuatu yang fungsional bagi kehidupan manusia. Kebenaran dilihat dari sudut pandang nilai kegunaan bagi kehidupan manusia.
Teori-teori tersebut merupakan hasil dari cara berpikir manusia dalam mencari kebenaran. Cara berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Cara-cara berpikir terdiri dari:
- penalaran: suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan (cirinya: logis dan analitik). (kenapa wanita suka berhias, kenapa BBM naik lagi).
- Intuisi: suatu kegiatan berpikir non analitik bercampur dengan perasaan.
- Perasaan: penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran. (perasaan cinta biasanya tanpa nalar).
- Logika: pengkajian untuk berpikir secara sahih.
Logika induktif berpikir dari khusus (individual) ke umum kesimpulan.
Contoh: Beruk memiliki mulut, gajah memiliki mulut, maka binatang memiliki mulut.
Logika deduktif berpikir dari umum ke khusus (pola berpikir silogisme; disusun dari 2 pernyataan (premi; mayor dan minor dan sebuah kesimpulan).
Contoh: Semua mahluk mempunyai mata (Premis mayor), si Polan adalah mahluk (premis minor), maka si Polan mempunyai mata (kesimpulan).
Dalam filsafat, syarat dari sesuatu yang dapat dikatakat sebagai ilmu ditandai oleh adanya unsur; ontology, epistemology dan aksiologi. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan:
- Ontologi: Pembahasan tentang hakikat dari administrasi pendidikan dengan ciri-cirinya yang spesifik atau tentang apa yang dikaji oleh Administrasi Pendidikan sebagai imu pengetahuan. Isi tentang apa itu (filsafat) administrasi pendidikan.
- Epistimologi: Pembahasan secara mendasar tentang bagaimana isi kensep yang membedakannya dengan ilmu Iain dan bagaimana cara mendapatkan pengetahuan atau metode bagaimana yang digunakan untuk memperoleh ilmu adminstrasi pendidikan.
- Aksiologi : pembahasan tentang Kegunaannya. Untuk apa ilmu administrasi digunakan.
Filsafat Administrasi
Beberapa pendapat yang mendasari “Filsafat Administrasi” sebagai suatu hal penting dalam kehidupan manusia baik dalam bermasyarakat maupun bernegara: Pertama, pendapat Charles A. Beard (Ahli sejarah Politik di Amerika) yang mengatakan bahwa, Tidak satu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting dari administrasi. Kelangsungan hidup pemerintahan dan bahkan kelangsungan hidup dari peradaban itu sendiri tergantung pada kemampuan kita membina dan mengembangkan ‘Filsafat Administrasi’. Kedua, pendapat James Burnham ia mengatakan bahwa, revolusi politik dan sosial akan timbul dan diselesaikan, akan tetapi akan ada revolusi pada abad modern ini yang tidak akan pernah selesai yaitu 'Managerial Revolution' yang akan menimbulkan suatu kelas terpenting dalam masyarakat yaitu 'The Managerial Class'. Dan ketiga, senada dengan pendapat-pendapat sebelumnya, S.P. Siagian mengemukakan pendapatnya bahwa, tegak-rubuhnya suatu negara, maju mundurnya peradaban manusia serta timbul tenggelamnya bangsa-bangsa di dunia tidak dikarenakan perang nuklir atau malapetaka, akan tetapi akan tergantung pada baik-buruknya administrasi yang dimiliki.
Secara sederhana atau dengan kata Iain dapatlah dikatakan bahwa, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, administrasi merupakan satu pilihan dimana keputusan-keputusan dalam pencapaian tujuan dari berbagai bidang kehidupan akan dapat terlaksana secara efisien dan ekonomis (Tujuan Administrasi).
Beberapa pengertian pokok yang perlu diketahui dalam mempelajari Filsafat Administrasi:
Filsafat; Berasal dari kata ‘Philos’ berarti suka, gemar atau cinta dan ’Sophia’ berarti kebijaksanaan atau bijaksana. Berfilsafat berarti, berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya baik mengenai hakikat, fungsi, ciri, kegunaan, masalah dan solusi dari masalah itu sendiri.
Administrasi; Keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa hal yang terkandung dari definisi di atas:
- Administrasi sebagai seni adalah menunjuk pada proses yang diketahui hanya permulaan sedang akhirnya tidak ada.
- Administrasi memliki unsur-unsur: adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yang hendak dicapai, adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, dan adanya peralatan atau perlengkapan termasuk waktu dan tempat untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
- Bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan hal yang baru, ia timbul bersama peradaban manusia (Social Phenomenon).
Management; Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain (management merupakan inti dari administrasi). Perbedaan administarsi dengan management:
- Administrasi dilihat dari segi fungsionil yakni, (1) Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (Organization Goal), (2) Menentukan kebijaksanan umum yang mengikat seluruh organisasi (General and Overall Policies).
- Management; (1) Berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaiarv tujuan dalam batas-batas kebijaksanan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. (2) Tujuan dan kebijakasaan pada tingkat management bersifat departemental atau sektoral.
Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan dalam arti luas dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: (1) filsafat praktik pendidikan dan (2) filsafat ilmu pendidikan. Filsafat praktik pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Filsafat praktik pendidikan dapat dibedakan menjadi: (a) filsafat proses pendidikan (biasanya hanya disebut filsafat pendidikan) dan (b) filsafat sosial pendidikan. Filsafat proses pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya kegiatan pendidikan dilaksanakan dalam kehidupan manusia.
Filsafat proses pendidikan biasanya membahas tiga masalah pokok, yaitu: (1) apakah sebenarnya pendidikan itu, (2) apakah tujuan pendidikan itu sebenarnya, dan (3) dengan cara apakah tujuan pendidikan itu dapat. Filsafat sosial pendidikan merupakan analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dalam mewujudkan tatanan manusia idaman. Filsafat sosial pendidikan, terkait dengan tiga masalah pokok, antara Iain: (1) hakikat kesamaan pendidikan dan pendidikan, (2) hakikat kemerdekaan dan pendidikan, dan (3) hakikat demokrasi dan pendidikan.
Filsafat administrasi pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Semua proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan positif dalam usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau material-seperti uang dan fasilitas, spiritual-seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan-seperti ilmu dan teknologi, maupun manusia atau human. Oleh karena itu di sebut dengan melibatkan sumber daya material maupun sumberdya manusia. Mengingat setiap sumber daya itu keadaan terbatas, maka pelaksanaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien. Administrasi pendidikan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antar manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan sikap dalam pembelajaran untuk mencapai tujua n pendidikan, secara efektif dan efisien. (Dadang Suhardan, 2007). Adapun batasan ruang lingkup atau bidang garapan Administrasi Pendidikan seperti tersirat dalam konsep yang telah dikemukakan di atas, meliputi; sumber daya manusia (SDM), sumber belajar, fasilitas dan berbagai unsur Iainnya. Unsur-unsur tersebut secara sistematis dijalankan melalui tiga fungsi kegiatan, yakni; perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dan untuk mencapai keberhasilan tersebut memerlukan suatu proses, minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi sesuai dengan budaya yang berlaku sebagai alat komunikasi. Perilaku manusia dalam berorganisasi dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya yang meliputi; manusia, program pendidikan, dan fasilitas.
Sedangkan merinci hasil; produk atau output dari produktivitas lembaga pendidikan dalam hal ini kriteria keberhasilan dalam administrasi pendidikan dapat dilihat dari efektivitas dan efisiensi terhadap produktivitas pendidikan. Efektivitas yaitu, kesepadanan antara masukan yang merata dan keluaran yang banyak dan bermutu tinggi atau keluaran yang relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa. Sedangkan efisiensi adalah, menunjuk pada motivasi belajar yang tinggi, semangat belajar, kepercayaan berbagai pihak dan pembayaran, waktu dan tenaga yang sekecil mungkin dengan hasil yang sebesar-besarnya.
Efektivitas dalam Prestasi meliputi: (1) Masukan yang merata: Perkembangan jumlah siswa yang dapat diketahui dari pendaftaran siswa baru setiap Tahun Ajaran. Dan (2) Keluaran yang banyak, bermutu, dan relevan (link & macth) dengan kebutuhan pembangunan yang dapat dilihat dari dari: perkembangan keluaran/lulusan siswa SD, Perkembangan angka trasisisi, dan perkembangan hasil EBTANAS (NEM).
Berkaitan dengan produktivitas dalam konteks proses beberapa hal yang harus dipahami agar tercapai proses pendidikan yang optimal adalah: Hakikat pendidikan, subjek peserta didik, guru dan tenaga kependidikan, belajar mengajar dan kelembagaan
Kesimpulan
Administrasi Pendidikan merupakan ilmu yang mebahas Pendidikan dari sudut pandang Kerjasama dalam proses mencapai tujuan Pendidikan. Semua proses usaha Kerjasama dalam mencapai tujuan Pendidikan dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan posif dalam usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau material seperti uang dan fasilitas, spiritual seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan seperti ilmu teknologi, maupun daya material maupun sumberdaya manusia.
Suhardan, Dadang & Suharto, N. Filsafat Administrasi Pendidikan, p1-p12
Posting Komentar untuk "Filsafat Administrasi Pendidikan"