HAKIKAT TAEKWONDO

 Hakikat Taekwondo

Taekwondo adalah warisan budaya Korea, dapat dikatakan taekwondo sekarang dikenal sebagai seni bela diri korea yang diminati diseluruh dunia. Taekwondo yang dikenal sekarang ini merupakan perjalanan panjang dari suatu seni bela diri tradisional korea taekwondo sendiri berasal dari bahasa korea yang secara harfiah dapat diartikan  sebagai berikut: Tae yang berarti menyerang menggunakan kaki, Kwon yang berarti memukul atau menyerang dengan tangan, dan Do yang berarti disiplin atau seni (Suryadi, 2002, Tirtawirya, 2005). Jadi taekwondo berarti seni bela diri yang menggunakan kaki dan tangan dengan disiplin tinggi. Taekwondo juga mengajarkan tentang etika, seperti cara berbicara, masuk ruangan, meninggalkan ruangan, dan lain-lain (Tirtawirya, 2005). Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, tetapi juga menekankan pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian, taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara sungguh-sungguh mempelajarinya.

hakikat taekwondo

Taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam sehingga dalam mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa, dan raga secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Taekwondo berarti seni bela diri yang menggunakan teknik sehingga menghasilkan suatu bentuk keindahan gerakan. Tiga materi penting dalam berlatih taekwondo adalah jurus dalam bela diri itu sendiri (taegeuk), teknik pemecahan benda keras (kyukpa), dan yang terakhir adalah pertarungan dalam beladiri taekwondo (kyorugi). Mempelajari taekwondo tidak dapat hanya dengan menyentuh aspek keterampilan teknik beladirinya saja, akan tetapi juga meliputi aspek fisik, mental dan spiritualnya agar terdapat keseimbangan diantaranya. Untuk itu, seorang taekwondoin dalam berlatih taekwondo sudah seharusnya menunjukkan kondisi fisik yang prima, mental kuat dan semangat yang tinggi agar dalam pelaksanaan memiliki keseimbangan didalamnya.

Secara umum taekwondo mempunyai kekhasan menyerang ataupun bertahan menggunakan kaki jika saat pertandingan kyorugi (pertarungan). Serangan harus bertenaga saat mengenai sasaran, jadi serangan yang tidak bertenaga ataupun pukulan yang bertenaga tidak hanya digunakan saat bertarung saja, tetapi juga saat melakukan gerakan wajib yang disebut taeguk. Taeguk tidak akan dinilai jika gerakan pukulan, tangkisan, tusukan, sabetan dan tendangan tidak bertenaga. Sehingga gerakan taekwondo harus menggunakan tenaga baik dalam menyerang maupun bertahan. Manfaat belajar taekwondo tidak sekedar untuk menjadi atlet kyorugi tetapi akan memberikan rasa aman pada orang yang mengusai ilmu bela diri. Mengusai ilmu bela diri taekwondo berarti mempunyai pertahanan diri menggunakan tangan kosong yang sewaktu-waktu dapat digunakan dalam keadaan darurat untuk mengamankan diri. Mempunyai keahlian bela diri seperti membawa senjata yang bisa dibawa ke mana-mana. Selain sebagai ilmu bela diri, latihan taekwondo juga membuat badan menjadi sehat. Latihan taekwondo akan bermanfaat bila dilakukan minimal dua kali dalam satu minggu.

Menurut Kim (Tirtawirya, 2005) taekwondo membangun sikap kepedulian sosial, kemanusiaan, kekuatan dalam diri, kebersamaan, keorganisasian, rasa percaya diri, kebaikan sesama dalam toleransi. Latihan taekwondo banyak sekali aturan yang diterapkan, mulai dari masuk gedung latihan seorang taekwondoin harus membungkuk badan sebagai rasa hormat dan rasa memiliki gedung tempat latihan. Penghormatan juga dilakukan saat memulai latihan yaitu menghormat pada bendera negara dan bendera taekwondo, lalu dilanjutkan menghormat pada pelatih dan senior. Selain penghormatan atau salam, masih banyak etika yang diajarkan dalam taekwondo seperti memakai serangam, tingakah laku di luar latihan, etika berbicara dan juga tingkah laku pelatih juga harus bisa memberi contoh yang baik, tidak hanya di tempat latihan tetapi yang terpenting dalam kehidupan di luar latihan. Secara otomatis serangan taekwondoin akan selalu mentaati dan menjalankan aturan-aturan tersebut, sebab kalau tidak akan mendapatkan sanksi yang sudah ditetapkan saat latihan. Dengan demikian para taekwondoin akan terbiasa tertib sehingga terbawa di kehidupan sehari-hari (Tirtawirya, 2005).


Daftar Pustaka

  • Suryadi, V. Y. (2002). Taekwondo poomse tae geuk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  • Tirtawirya, Devi. (2005). Metode melatih teknik dan taktik taekwondo. Yogyakarta: UNY.

Posting Komentar untuk "HAKIKAT TAEKWONDO"