PENGERTIAN TES DAN PENGUKURAN

 Pengertian Tes dan Pengukuran Pendidikan

Dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain daripada sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan atau tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut. Batasan seperti tersebut di atas tentu masih terlalu sederhana karena pada kenyataannya tidak semua kumpulan pertanyaan cukup berharga untuk dinamakan tes. Banyak syarat-syarat kualitas yang harus dipenuhi Oleh rangkaian pertanyaan atau tugas itu agar dapat disebut tes.

Tes dan Pengukuran

Dengan menekankan syarat kualitas utama, Anne Anastasi dalam bukunya Psychological Testing (1976) mengatakan bahwa  tes pada dasarnva merupakan suatu pengukuran vang objektif dan standar terhadap sampel perilaku. Sedangkan Frederick G. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematik guna mengukur sampel perilaku seseorang, Tampaknya Brown mengganggap bahwa ciri sistematik itu telah mencakup pengertian objektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya. Definisi yang agak lengkap kita kutipkan langsung dari pendapat Lee J. Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya Essentials of Psvcholoqical Testing (1970), yaitu “…. a systematic procedure for observing a person's behavior and describing it with the aid of a nuruerical scale or a category system”.

Dari berbagai macam batasan mengenai tes dapatlah ditarik beberapa kesimpulan pengertian, antara lain:

  1. Tes adalah prosedur yang sistematik. Maksudnya (a) aitem- aitem dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu,  (b) prosedur administrasi tes dan pemberian angka (scoring) terhadap hasilnya harus jelas dan dipesifikasikan secara terperinci, dan (c) setiap orang yang mengambil tes itu harus mendapat aitem-aitem vang sama dalam kondisi yang  sebanding. 
  2. Tes berisi sampel perilaku. Artinya (a) betapapun panjangnya suatu tes, aitem yang ada di dalamnya tidak akan dapat mencakup seluruh isi materi yang mungkin ditanyakan, dan (b) kelayakan suatu tes tergantung pada sejauhmana aitem- aitem dalam tes itu mewakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang diukur.
  3. Tes mengukur perilaku. Artinya aitem-aitem dalam tes  menghendaki agar subjek menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang telah dipelajari subjek dengan cara menjawab pertanyaan-pertanvaan atau mengerjakan tugas-tugas yang  dikehendaki oleh tes.

Sedangkan beberapa hal yang tidak tercakup dalam pengertian tes adalah:

  1. Definisi tes tidak memberikan spesifikasi mengenai formatnya. Artinya tes dapat disusun dalam berbagai bentuk dan tipe sesuai dengan tujuan dan maksud penyusunan tes.
  2. Definisi tes tidak membatasi macam materi yang dapat dicakupnya. Artinya tes dapat dirancang untuk melakukan pengukuran terhadap hasil belajar, terhadap kemampuan atau abilitas, terhadap kemampuan khusus atau bakat, inteligensi, dan sebagainya.
  3. Subjek yang dikenai tes tidak selalu perlu dan tidak selalu pula harus tahu kalau ia sedang dikenai tes. Lebih lanjut, subjek tidak selalu perlu tahu aspek psikologis apakah yang sedang diungkap dari dalam dirinya.

Pada Sisi lain, pengukuran (measurement) mempunyai arti yang sering dipertukarkan dengan pengertian tes. Hal demikian adalah lazim dikarenakan pemakaian istilah tes dan istilah pengukuran seringkali tidak mengandung arti yang berbeda dalam situasi-situasi tertentu. Sebagian ahli psikometri membatasi tes sebagai suatu prosedur khusus yang merupakan bagian dari pengukuran secara keseluruhan. Tyler (1971) mengatakan bahwa pengukuran adalah "...assignment ofnumerals according to rules". Jadi pemberian angka seperti dilakukan dalam tes memang merupakan suatu bentuk pengukuran.

Ciri pokok pengukuran adalah adanya proses pembandingan. Mengukur adalah membandingkan atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya secara deskriptif. Deskriptif artinya menyatakan hasil ukur secara kuantitatif hanya dengan satuan atau besaran ukurnya saja tanpa memberikan penilaian kualitatif. Dalam mengukur panjang sebuah meja, misalnya, hasilnya dinyatakan dalam meter atau sentimeter. Angka sentimeter atau meter itu merupakan hasil pengukuran deskriptif yang tidak diikuti oleh pernyataan apakah sekian sentimeter itu adalah panjang atau pendek, karena pendek dan panjang merupakan hasil evaluasi bukan hasil pengukuran. Karena tes merupakan alat pengukuran maka istilah pengetesan kerap kali menggantikan istilah pengukuran, dan sebaliknya. Dalam hal ini yang terpenting adalah mengetahui di mana penggunaan kedua istilah itu dapat dipertukarkan atau saling menggantikan dan kapan kedua istilah tersebut harus dibedakan agar tidak menimbulkan salah pengertian.

Dalam halnya tes prestasi belajar, pengertian pengukuran prestasi adalah sama dengan pengertian pengetesan prestasi. Akan tetapi istilah tes lebih banvak dan lebih populer digunakan dalam konteks belajar di kelas atau di sekolah. Hal ini mungkin sekali disebabkan karena tes prestasi mengandung pengertian situasi yang lebih formal, tertib, dan lebih terencana daripada pengukuran prestasi. Pengukuran prestasi lebih sering digunakan pada situasi di luar kelas yang kadang-kadang sifatnya tidak begitu formal dan tampaknya lebih banyak dikenakan pada kawasan prestasi motorik seperti pengukuran prestasi atletik, misalnya, Klik Disini.


Daftar Pustaka:

  • Saifudin Azwar. (2016). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



Posting Komentar untuk "PENGERTIAN TES DAN PENGUKURAN"