Apa Itu Organisasi: Pengertian, Aspek dan Jenis Organisasi

Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap manusia hidup dalam sebuah organisasi. Pertanyaannya, apakah setiap orang menyadari bahwa ia hidup dalam sebuah organisasi? Untuk apa ia menjadi bagian dari organisasi tersebut? Apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menyadarkan bahwa kita/semua orang adalah bagian dari organisasi. Apakah organisasi itu? Mari kita tinjau apa sebenarnya makna organisasi dan berorganisasi.

Pengertian Organisasi

Pengertian Organisasi
Organisasi didefinisikan secara beragam oleh berbagai ahli. Variasi devinisi didasarkan pada sudut pandang dan waktu ahli Ketika mendefinisikan. Perkembangan kajian organisasi dari organosasi sederhana mengarah pada pola organisasi yang kompleks yang dicirikan oleh koneksitas organisasi yang terbatas antara unit-unit organisasi dengan lingkungannya.
Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996:6) medefinisikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Lebih jauh ketiganya menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Definisi ini menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan Bersama secara lebih efektif dan efesien melalui koordinasi antar unit organisasi.

Stephen P. Robbins (1994:4) mendefinisikan organisasi kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan Bersama atau sekelompok tujuan.
Definisi dari Robbins tersebut, menekankan bahwa organisasi adalah suatu system sosial yang perlu dikoordinasikan dalam arti perlu manajemen. Batasan organisasi menurut Robbins akan berubah sebagaimana tuntutan lingkungan, sehingga dikatakan “reltive”.
Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2001:1) menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan, yaitu rational, natural, dan open sistem.
A rational-sistems perspective views organization as formal instruments designed to achieve organizational goals; structure is the most important feature. Telaahan ini menujukkan bahwa dalam pendangan system rational (logika) organisasi merupakan instrument formal yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dan struktur merupakan aspek yang paling penting/utama.
Definisi lain mengenai organisasi dikemukakan oleh Oteng Sutisna (1993:205) organisasi yakni mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Definisi ini menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari berbagai definisi di atas, maka disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu system interaksi antar orang yang itujukan untuk mecapai tujuan organisasi, dimana system tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi. Definisi ini menekankan pada keharusannya dan anggota dengan lingkungannya supaya tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisen.

Aspek-aspek Organisasi
Aspek-aspek dalam organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu organisasi. Keberadaan komponen ini sebagai piar dari suatu organisasi. Artinya jika salah satu komponen organisasi tidak berfungsi, maka organisasi akan berjalan pincang atau sama sekali tidak berjalan. Dalam pandangan system organisasi mengalami entrophy, yaitu kondisi dimana organisasi dikategorikan hancur.
O’Connor, T. mengungkapkan bahwa organisasi setidaknya harus memiliki empat komponen utama, yaitu mission (misi), goals (tujuan-tujuan), objectives (sasaran-sasaran), dan beavior (perilaku).
Mission adalah alas an utama keberadaan suatu organisasi. Goals adalah tujuan-tujuan umum atau tujuan devisi-devisi fungsional organisasi yang dihubungkan dengan stakeholder organisasi. Objectives adalah hasil/sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Behavior mengacu pada produktivitas dari tugas-tugas rutin pegawai. Pertanggungjawaban perilaku dalam pencapain tujuan merupakan fungsi personalian, dalam kebanyakan desain organisasi formal, komunikasi berada di antara perilaku dan tujuan.
Keberadaan suatu organisasi tidak akan lepas dari empat komponen tersebut diatas. Jika suatu organisasi tidak memiliki sasaran yang harus dicapai oleh setiap orang dalam organisasi, maka mereka akan kebingungan mengenai apa dan bagaimana perilaku yang harus dimunculkan oleh pegawai. Jika suatu organisasi tidak memiliki misi yang harus dilakukan, maka orang-orang dalam organisasi akan kebingungan mengenai tujuan apa yang harus dicapai oleh organisasi. Hal ini menujukkan bahwa empat komponen organisasi tersebut saling terkait satu sama lain, sehingga tidak akan berfungsi suatu organisasi jika salah satu komponennya hilang.

Jenis-jenis Organisasi
Perkembangan kajian organisasi diawalidari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu organisasi yang didesain untuk mencapai tujuan Bersama. Perkembangan ini terus berlangsung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan. Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai implikasi dari adanya organisasi formal.

Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirkan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. Oteng Sutisna (1993:207) sekolah dasar merupakan contoh sebuah organisasi formal.

Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur administrative berikut

  1. Kedudukan. Struktur menggambarkan letak/posisi setiap orang dalam organisasi tanpa kecuali. Kedudukan seseorang dalam struktur organisasi mencerminkan sejumlah kewajiban sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan hak-hak yang dimiliki secara formal dalam posisi yang didudukinya. Sebagai contoh kepala sekolah adalah salah satu contoh kedudukan dalam struktur organisasi sekolah. Kedudukn sebagai kepala sekolah ini mencerminkan adanya sejumlah kewajiban yang harus dilakukan pemangku jabatan sebagai pmpinan dan manajer sekolah, juga memperhatikan adanya hak-hak yang diterima secara formal manakala seseorang menjabat sebagai kepala sekolah.
  2. Hierarkikekuasaan. Struktur digambarkan sebagai salah satu rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam suatu organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan suatu hirarki kekuasaan yang inheren dalam setiap kedudukan. Tanggungjawab merupakan suatu istilah yang melekat dalam setiap kedudukan dan hirarki kekuasaan di dalam organisasi. Adanya hirarki kekuasaan menujukkan bahwa pencapaian tujuan organisasi dibagi kepada bebagai komponen organisasi dan diiplemntasikan secara sinergi melalui hirarki kekuasaan masing-masing yang dikoordinasikan dan dipimpin oleh manajer puncak. Dalam organisasi persekolahan, hirarki kekuasaan tertinggi adalah kepala sekolah.
  3. Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran komunikasi resmi untuk melaporkan informasi dan mengelurkan instruksi, pemerintah, dan petujuk pelaksanaan. Kedudukan garis ialah kedudukan yang diserahi kekuasaan administrative umum dalam arus langsung dari tempat paling atas ke tempat paling bahwa. Kedudukan staf mewakili keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti (Sutisna, 1993: 208).

Organisasi Informal
Interaksi antara orang dalam organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah perkembangan hubungan yang tidak saja hubungan structural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan prilakunya. Perkembangan hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini akan mengikat secara kuat setitment-setitmen dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati dan simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh selama organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana stuktur organisasi formal.
Walau sulit mengidentifikasi keberadaanya secara kasat mata, namun keberadaan organisasi formal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal.
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku Bersama yang ditetapkan oleh sekelompok (orang-orang dalam organisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi sosial.
Norma prilaku dalam organisasi informasi tidak tertulis sabagimana organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan Bersama diantara orang-orang didalam organisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan satu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam suatu kumpulan, tetapi melibatkan sosio-emosional individu-individu dalam organisasi informal tersebut. Karena organisasi informal sering muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar, karena syarat keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak saja kesamaan antara individu, apakah kesamaan asal daerah, agama, nilai yang dianut, hobi dan sebagainya.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan kepemimpinan dalam organisasi informal sangat kuat mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah kepemimpinan yang sesungguhnya, dinamakan seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan yang secara alamiah dan mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.

Kesimpulan
Organisasi adalah suatu system interaksi antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana system tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi. Pandangan oraganisasi saat ini tidak lagi sebagai mesin birokasi tetapi sebagai system sosial. Jenis organisasi dibedan mejadi dua formal dan informal.



Daftar Pustaka

  • Hermawan, D & Triana, C. (2015). Organisasi Pendidikan, p.69-p.75, Manajemen Pendidikan, TIM Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indosesia. Bandung: Alafabet.
  • Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional. Bandung: Angkasa.
  • Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2015). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabet.



Posting Komentar untuk "Apa Itu Organisasi: Pengertian, Aspek dan Jenis Organisasi"