MEDAN PENGKAJIAN ILMU KEOLAHRAGAAN MENURUT PARA AHLI

 Medan Pengkajian Ilmu Keolahragaan

Fungsi ilmu keolahragaan adalah untuk mengkaji persoalan berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan mengungkapkan pengetahuan sebagai jawabannya secara ilmiah. Berkaitan dengan objek formalnya, maka medan pengkajian ilmu keolahragaan mencakup spectrum aktifitas jasmani yang cukup luas, meliputi (1) bermain (play), (2) berolahraga (sport), (3) pendidikan jasmani dan kesehatan (physical and health education), (4) rekreasi (recreation and leissure) dan (5) tari (dace). Hal ini tampak jelas dari sisi praktis atau layanan professional yang gilirannya menjadi lahan sibur bagi pengembangan batang tubuh pengetahuan ilmu keolahragaan itu sendiri.

1. Bermain

Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fiscal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus bersifat fisik. Bermain bukan lah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya (Mahendra, 2003:7). Bermain merupakan dorongan naluri, fitrah mausia, dan pada anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara suka rela tanpa paksaan dalam waktu luang. Didalamnya juga terkandung nilai pendidikan sehingga perlu dimanfaatkan sebagai upaya menuju pendewasaan melalui pemberian rangsangan yang bersifat menyeluruh meliputi aspek fisik, mental, social, dan moral yang berguna pada pencpaian pertumbuhan secara normal dan wajar. Tujuan yang imgim dicapai tersiarat di dalam kegiatan itu, suatu ciri yang ingin membedakan dengan bekerja.

2. Berolahraga

Istilah olahraga yang digunakan disini meruakan istilah genetic, sehingga pengertiannya tidak terbatas pada pengertian sempit olahraga prestasi-kompetitif elit untuk segelintir individu berkemampuan super yang pelaksanaannya dikelola secara formal seperti lazim dijumpai dalam cabang-cabang olahraga resmi, tetapi juga jenis-jenis aktivitas jasmani lainnya yang bersifat informal dan kegiatan dan tujuannya dapat diidentifikasi sebagai berikut:

  • Olahraga pendidikan adalah proses pembinaan menekankan penguasaan keterampilan dan ketangkasan berolahraga nilai-nilai kependidikan melalui pembekalan pengalaman yang lengkap sehingga yang terjadi adalah proses sosialisasi melalui dan dalam olahraga;
  • Olahraga kesehatan adalah jenis kegiatan yang lebih menitik beratkan pada upaya mencapai tujuan kesehatan dan fitness yang tercakup dalam konsep well-being melalui kegiatan berolahraga;
  • Olahraga rekreaktif adalah jenis kegiatan olahraga yang menekankan pencapaian tujuan yang bersifat rekreatif atau manfaat dari aspek jasmaniah dan social psikologis;
  • Olahraga rehabilatif adalah jenis kegiatan olahraga, atau latihan jasmani yang menekankan tujuan yang bersifat terapi atau aspek psikis dan perilaku;
  • Olahraga kompetitif adalah jenis kegiatan olahraga yang menitik beratkan peragaan performa dan pencapaian prestasi maksimal yang lazimnya dikelola oleh organisasi olahraga formal, baik nasional maupun internasional.

Karena karakteristik olahraga semakin kompleks, selain mengandung muatan bio psikososio-kultural-anthopologis juga muatan teknologi (tecno-sport) dan rspons terhadap lingkungan (eco-sport), maka amat sukar untuk menegaskan sebuah batasan, namun demikian dapat diidentifikasi ciri yang bersifat umum (common denominator) yaitu sebagai berikut:

  • Olahraga merupakan subsistem dari bermain pelaksanaan secara sukarela tanpa paksaan;
  • Olahraga berorientasi pada dimensi fisikal, kegiatan itu merupakan peragaan keterampilan fisik.
  • Olahraga merupakan kegiatan rill, bukan ilusi atau imajinasi.
  • Olahraga, trutama olahraga kompetitif menekankan aspek performa dan prestasi sehingga didalamnya terlibat unsur perjuangan, kesungguhan, dan factor surprise, sebagai lawan dari factor untung-untungan sehingga performa itu dicapai melalui usaha pribadi.
  • Olahraga berlangsung dalam suasana hubungan social dan bersifat kemanusiaan bukan membangkitkan naluri rendah, dan bahkan justru membangun sodaliritas.
  • Olahraga harus bermuara pada upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan total atau wellness.

3. Pendidikan Jasmani dan olahraga

Pendidikan jasmani adalah proses sosialisasi via aktivitas jasmani, bermain dan/atau olahraga yang bersifat selektif untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Meskipun orientasi pembinaan tertuju pada aspek jasmani, namun demikian seluruh scenario adegan pergaulan yang bersifat mendidik juga tertuju pada aspek pengembangan kognitif dan afektif sehingga pendidikan jasmani merupakan intervensi sistematik yang bersifat total, mencakup pengembangan aspek fisik, mental, emosional, social dan moral spiritual. Nuansa-nuansa yang bersifat mendidik itu terjadi pada anak-anak melalui pendekatan pedagogi dan juga pada orang dewasa melalui pendekatan andragogi sehingga proses pendidikan dan sekaligus pembentukan itu berlangsung melalui pendekatan agogik. Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan suatu kegiatan mendidik anak dengan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Pendidikan kesehatan adalah proses pembinaan pola atau gaya hidup sehat sebagaiketerpaduan pengetahuan, nilai, sikap dan prilaku nyata (action). Tujuan yang ingin dicapai adalah kesehatan total bukan dalam pengertian bebas dari cacat, tetapi sehat fisik, mental dan social, seperti tercakup dalam konsep wellness. Antara sakit dan sehat bukan sebagai sebuah dikhotomi, tetapi sehat bergerak dalam garis kontinum sehingga fungsi dari pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan seseorang.

4. Rekreasi

Rekreasi adalah satu bentuk kegiatan suka rela dalam waktu luang, bukan aktivitas survival, yang diarahkan terutama dalam bentuk rekreasi aktif berupa kativitas jasmani atau kegiatan berolahraga. Pelaksanaannya harus sesuai dengan norma dan etika masyarakat. Para ahli memandang bahwa rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Akan tetapi, rekreasi dapat pula memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga dari waktu luang”. Dalam pandangan itu, aktivitas diseleksi oleh individu sebagai fungsi memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-buang waktu atau membunuh waktu. Rekreasi adalah aktivitas yang menyehatkan pada aspek fisik, mental dan social. Jay B. Nash menggambarkan bahwa rekreasi adalah pelengapan dari kerja, dan karenanya merupakan kebutuhan semua orang (Mahendra, 2003:9). Tujuan yang ingin dicapai mencakup aspek pemulihan kelelahan, relaksasi, atau penanganan stress untuk menggairahkan hidup agar lebih produktif melalui relativitas energy dalam suasana hidup yang riang, tidak tertekan dan merasa bahagia, disamping memperoleh pengakuan dari lingkungan sekitar melalui jalinan hubungan social. Batas-batas suatu kegiatan yang bernuansa bermain, berkerja dan rekreasi sering merembes. Dalam suasana bekerja bisa tembus nuansa bermain yang membangkitkan kegairahan, meskipun tidak akan dikatakan dalam situasi bermain dan berekreasi masuk suasana berkerja.

5. Tari (dance)

Dance adalah aktivitas gerak ritmis yang biasanya dilakukan dengan iringan music, kadang dipandang sebagai sebuah alat ungkapan atau ekspresi dari suatu lingkup budaya tertentu, yang pada perkembangannya digunakan untuk hiburan dan memperoleh kesenangan, disamping sebagai alat untuk menjalin komunikasi dan pergaulan, disamping sebagai kegiatan yang menyehatkan. Tari menunjukkan fenomena peragaan keterampilan ketangkasan, sehingga dari pengungkapan keterampilan gerak ia masuk ke tampal batas kegiatan olehraga. Namun aktivitas jasmani tersebut lebih bernuansa persyaratan seni atau factor estetika, meskipun tidak dapat dibantah bahwa dalam olahraga banyak sekali dijumpai unsur-unsur seni dan keindahan.


DAFTAR PUSTAKA

  • KDI-Keolahragaan. (2000). Ilmu keolahragaan dan rencana pengembanganya. Jakarta: Depdiknas.
  • Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
  • Paturusi, Achmad. (2012). Manajemen pendidikan jasmani dan olaharga. Jakarta: Rineka Cipta.


Posting Komentar untuk "MEDAN PENGKAJIAN ILMU KEOLAHRAGAAN MENURUT PARA AHLI"